Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & Sastra

Putri Pinang Masak-Inderagiri Hulu

×

Putri Pinang Masak-Inderagiri Hulu

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. (foto: budayamelayuriau.org)

Masa pengabdiannya sudah cukup dan waktunya sudah tiba, Datuk Roger menghadap Raja Dewa Sikaraba Daik, memohon izin untuk pulang ke Indragiri.

“Jika suatu masa Tuanku memerlukan hamba, panggillah hamba di Kampung Siambul, di Hulu Batang Gangsal” ujar Datuk Roger.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Permintaan Datuk Roger dikabulkan dan diizinkan pulang esok harinya.

Pada malam hari itu, Putri Pinang Masak bersimpuh di depan Raja Dewa Sikaraba Doik memohon untuk diizinkan pulang ke negerinya, Indragiri.

“Hamba datang ke negeri ini dibawa oleh dubalang dan dijadikan sebagai selir oleh tuanku. Tetapi Tuanku telah memperlakukan hamba melebihi permaisuri. Sekarang hamba berterus terang, bahwa Datuk Roger itu adalah adik kandung hamba. Izinkanlah hamba pulang bersamanya ke Indragiri. Hamba telah rindu benar kepada adik-adik hamba.”

Dengan berat hati, Raja Dewa Sikaraba Daik memberikan izin.

“Segeralah kembali ke negeri ini,” ujar Raja Dewa Sikaraba Daik dengan berat hati.

“Perlu Paduka ketahui, saat ini hamba sedang mengandung tiga bulan. Hamba ingin ia lahir di istana ini, sebagai bukti bahwa ia adalah Putra Tuanku,” ungkap Putri Pinang Masak.

Pada pagi sebelum dua beradik itu berangkat, Raja Dewa Sikaraba Daik menyerahkan palakat kerajaan yang berisi maklumat, bahwa hutan di daerah Jambi diserahkan kepada anak cucu yang berasal dari Putri Pinang Masak.

Baca Juga:  Panglima Gimpam

Kepulangan Datuk Roger dan Putri Pinang Masak ke Kampung Siambul disambut dengan gegap gempita. Adik-adiknya datang berlarian, memeluk dan menangis dengan suka cita dan haru. Putri Pinang Masak disambut taburan beras kuning dan siraman bunga mawar. Masyarakat mengadakan upacara gawai. Berbagai kegiatan kesenian semarak digelar. Musik gambus bergema, suara nandung mengalun lembut membuat negeri Silambul gembira ria.

Dalam luapan kegembiraan, Datuk Marudum Sakti, anak laki laki tertua yang merupakan saudara kembar Putri Pinang Masak menyela berkata.

“Keluarga kita sudah utuh kembali, dan peristiwa ini hendaknya kita jadikan sebagai pelajaran berharga untuk anak cucu kita kelak, agar selalu membela dan melindungi saudaranya,” ujarnya,.

Sesuai dengan plakat kerajaan yang diberikan oleh Raja Dewa Sikaraba Daik, selanjutnya anak keturunan Putri Pinang Masak mendiami dan berkembang menjadi Suku Kubu dan Talang Mamak yang tinggal di hutan-hutan di Jambi dan Inderagiri Hulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *