Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

×

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

Sebarkan artikel ini

“Mari kita jemput Intan Suri,” ajak Tuk Buta kepada Bujang Kelana.

Belum sempat di jawab Bujang Kelana, tiba-tiba Intan Suri muncul dari balik semak-semak dengan muka yang berlumuran darah.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Intan Suri! Ada apa Nak,” tanya Tuk Buta sambil mengendong Intan Suri, Bujang Kelana pun bersegera membantu Tuk Buta.

“Abang juga mencintai Suri…!” bisik Bujang Kelana sedih.

“Suri hendak dibunuh para pengawal Pendekar Katung, karena ketahuan ayam tuannya saya di tukar,”  ujar Intan Suri terbata-bata.

“Bang Bujang Kelana, Suri mencintai abang… tapi mungkin kita jodoh, tolong abang jaga negeri dan penduduk negeri Pantai Solop dan Negeri Serimba agar tetap aman dan damai,”  pesan Intan Suri terbatuk-batuk, darah segar keluar dari mulutnya.

“Abang juga mencintai Suri…!” bisik Bujang Kelana sedih.

Namun ternyata Intan Suri telah meninggal dunia. Bujang Kelana berteriak sekeras-kerasnya sambil memanggil nama kekasihnya itu.

“Intan Suriiiiiiiiiii!”

Bujang Kelana terdiam kaku dengan air mata berlinang menatap kekasihnya, dia lalu mengambil sangkar ayam yang terletak di sudut gubuk tempat ia tinggal selama ini.

“Tuk Buta! Hamba akan pergi dari pulau ini seperti halnya Intan Suri telah pergi untuk selama-lamanya,” ujar Bujang Kelana kepada Tuk Buta.

Setelah beberapa saat terdiam, Bujang Kelana melempar sekuat tenaga sangkar ayam yang ada di tangannya.

Baca Juga:  Seni Pertunjukan Koba

“Apapun yang akan terjadi, walau sangkar ayam itu akan menjadi sebuah pulau, hamba bersumpah tidak akan kembali ke pulau ini,” teriak Bujang Kelana. Ia masih menangis, deraian air matanya menetes membasahi pasir bisu, saksi yang takkan pernah bisa bicara.

Setelah menguburkan kekasihnya, Intan Suri. Bujang Kelana pun meninggalkan pantai Solop yang indah. Merantau ke negeri jauh. Berkelana mencari pengalaman hidup, mencari guru yang lain, untuk masa depan yang lebih cerah.

Konon! Bertahun-tahun setelah kepergian Bujang Kelana. Sangkar ayam yang dileparkannya ke tengah lautan itu benar-benar menjadi sebuah pulau,  yang terletak berhadapan dengan Pantai Solop yang disebut Pulau Sangkar Ayam***

Cerita dikutip dari buku:
Derichard H. Putra, dkk. 2007. Cerita Rakyat Daerah Riau. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *