Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

×

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

Sebarkan artikel ini

Pendekar Katung dan orang-orang kepercayaannya merasa malu dengan kekalahan tersebut, apalagi yang menyaksikan pertarungan tersebut tidak hanya dari negeri Serimba, tapi juga dari kampung-kampung terdekat, Pendekar Katung jadi naik pitam.

“Tidak mungkin ayamku kalah!” hardik Pendekar Katung

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Bujang Kelana yang mengetahu dirinya terancam oleh pengawal Pendekar Katung, segera melarikan diri ke Pantai Solop menemui Tuk Buta. Tidak berapa lama datang Pendekar Katung diikuti pengawal-pengawal setianya.

Pertarungan pun tak bisa dielakan, Bujang Kelana di serang sekian puluh orang sekaligus, namun Bujang Kelana tidak mengalah begitu saja, sebelum ajal berpantang mati, tekatnya.

Di saat pertarungan hidup mati itu sedang berlangsung, secara tiba-tiba salah seorang pengawal Pendekar Katung menusukkan tomboknya, untung tombak itu hanya mengenai paha Bujang Kelana, namun karena Bujang Kelana telah terluka, ia tidak kuat lagi melawan para pengawal Pendekar Katung.

Secara tiba-tiba, melompat Tuk Buta dari balik semak-semak, dengan secepat kilat dikokangnya Pendekar Katung dari belakang, Pendekar Katung meronta dan berusaha melepaskan diri dari Tuk Buta.

“Bujang Kelana! Cepat tusuk pendekar laknat ini,” teriak Tuk Buta kepada Bujang Kelana.

Bujang Kelana tidak bisa langsung menusukkan pedangnya kepada Pendekar Katung, ia masih kewalahan melawan serangan para pengawal Pendekar Katung.

Baca Juga:  Asal Mula Rumah Siput

“Cepar Bujang Kelana, tubuh Pendekar Katung akan tembus ditusuk pedang jika ia dipeluk orang buta,” teriak Tuk Buta lagi

Ketika para pengawal Pendekar Katung terdesak dan sebagian melarikan diri ke semak-semak, kesempatan itu tidak disia-siakan Bujang Kelana, secepat kilat ia sudah di depan Pendekar Katung yang masih di peluk Tuk Buta dari belakang dan langsung menusukkan pedangnya bertubi-tubi ke dada Pendekar Katung.

Tuk Buta pun seketika menghempaskan tubuh Pendekar Katung ke tanah. Pendekar Katung jatuh tersungkur bersimbah dara, Tuk Buta pun mendekatinya lagi dan menusukkan tombaknya yang panjang ke perut Pendekat Katung.

“Hey Katung,  kau tahu siapa aku, aku adalah yang kau bunuh dulu dan kau buang di hutan, namun tuhan berkata lain, ternyata umurku masih panjang, seseorang telah menyelamatkanku,” ejek Tuk Buta kepada Pendekar Katung yang sekarat.

“Yang menyelamatkanku adalah gurumu, Katung. Beliau yang membuka rahasia kelemahan engkau,” lanjut Tuk Buta lagi.

Tak lama kemudian Pendekar Katung pun mati. Melihat tuannya telah mati, para pengawal Pendekar Katung yang masih selamat segera melarikan diri, menuju kampung mereka negeri Serimba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *