Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

×

Asal Mula Pulau Sangkar Ayam-Inderagiri Hilir

Sebarkan artikel ini

“Aku diberi nama Suri. Di sanalah hamba menjadi adik pendekar Katung sampai sekarang ini,” tutur Suri mengakhiri ceritanya.

Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran si Tuk Buta di hadapanya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Tapi Datuk tadi telah pergi,” tanya Bujang Kelana terkejut.

“Hamba tidak pergi dari sini, hamba mendengar semua apa yang Suri ceritakan”, ujar Tuk Buta tenang.

“Kalau benar apa cerita gadis ini tadi, bearti aku adalah ayahnya,” lanjut Tuk Buta lagi.

“Apa maksdu Datuk,” tanya Suri tidak percaya.

“Saya adalah ayahmu Suri, yang dulu saya tinggalkan dan dipelihara oleh Pendekar Katung, musuk utamaku. Dulu namamu adalah Intan, rupanya pendekar bejat itu telah mengganti nammu dengan Suri, tapi tak apalah, karena semua orang mengenal kamu Suri dari pada Intan, mulai sekarang namamu Intan Suri,” jelas Tuk Buta sambil memeluk anaknya itu.

“Tapi kenapa Ayah masih hidup, kata Pendekar Katung Ayah telah dibunuhnya di hutan,” ujar Intan Suri dipelukan ayahnya.

“Panjang kisahnya, Nak. Jika Pendekar Katung nanti telah mati, akan ayah ceritakan semuanya,”

“Nah sekarang mari kita mengatur siasat bagaimana biar Pendekar Katung segera binasa di muka bumi ini.”

“Tapi Pendekar Katung hebat tiada tolak bandingnya, tak ada besi yang bisa membinasakan tubuhnya.”

Baca Juga:  Putri Hijau-Rokan Hilir

“Kamu tak perlu khawatir Suri, ayak telah tahu kelemah Pendekar Katung,”

Merekapun mengarut siasat, pertama di suruh Intan Suri menggantikan ayam jago Pendekar Katung dengan ayam milik Tuk Buta, ayam tersebut sangt mirip sekali dengan ayam Pendekar Katung.

Setelah waktu yang ditunggu-tunggu, pertandingan laga antar ayam di negeri itupun  segera dimulai, kali ini sebagai penantang adalah ayam seseorang yang bukan penduduk negeri Serimba yang akan menantang ayam Pendekar Katung yang tak terkalahkan. Segala macam pemberitahuan di umumkan di berbagai tempat,  sudah tidak ada lagi penduduk negeri Serimba dan negeri lain-lain di sekitarnya akan pertarungan akbar tersebut.

Laga yang ditunggu-tunggu kini telah berlangsung, penduduk negeri Serimba menyaksikan pertaruhan yang dasyat tersebut dengan hati yang berdebar-debar, beberapa orang juri duduk di pinggir lapangan menyaksikan dengan seksama pertandingan tersebut.

Awalnya pertandingan tersebut berjalan seimbang, ayam Pangeran Katung yang sebetulnya ayam biasa mampu juga memberikan perlawanan, namun karena ayam Bujang Kelana adalah ayam dari Pangeran Katung yang terkenal dengan keganasan dan tajinya yang tajam, perlawanan ayam Pangeran Katung tersebut tidak berarti apa-apa. Pertarungan pun itu hanya berlangsung beberapa menit saja, dan akhirnya, ayam Pendekar Katung mati tidak berkutik sedikitpun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *