Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraTelaah

Aku Bangga Berbahasa Indonesia

×

Aku Bangga Berbahasa Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pacu Jalur di Telukkuantan. (foto:budayamelayuriau.org)

Oleh: Junainah
Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Meral

Mari, kita gunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang bagaimana? Apakah bahasa Indonesia gaul? Atau bahasa sehari-hari? Kenapa tidak mau? Apakah malu? Ets, tunggu dulu. Bahasa Indonesia yang kita gunakan ini untuk di mana? Apakah tempat umum atau di sekolah. Nah, penggunaan bahasa Indonesia yang akan kita gunakan adalah bahasa Indonesia untuk lingkungan sekolah.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Dalam penggunaan bahasa Indonesia di sekolah yakni ada dua. Penggunaan bahasa Indonesia  yang baik dan bahasa Indonesia yang benar. Ayo siapa yang tahu? Apakah bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang benar? Iya, keduanya tidak sama. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang mudah dipahami, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah/aturan-atauran yang berlaku atau disebut juga dengan bahasa baku. Biasanya menggunakan KBBI, PEUBI, dan kamus psikolinguistik.

Semakin Panjang bahasa seseorang maka semakin santunlah orang tersebut. Semakin singkat bahasa seseorang maka semakin tidak santunlah orang tersebut. Jadi berbahasa tidak hanya berbahasa. Tetapi berbahasa itu haruslah lihat siapa penuturnya. Berbahasa itu tidak hanya kegiatan berbiacara tetapi sikap penutur sangat menentukan segalanya dalam berbahasa.

Berbahasa merupakan kegiatan berbicara. Pepatah mengatakan bukan hanya belajar saja yang butuh belajar. Tetapi berbicarapun harus belajar. Sebelum berucap, berpikirlah terlebih dahulu. Kesalahan berbahasa sering kita dapatkan dalam lingkungan sekolah. Penyebab hal tersebut bisa terjadi yakni adanya pengaruh bahasa daerah, bahasa ibu, dan kebiasaan.

Baca Juga:  Evaluasi BMR Kelas VIII SMP/MTs Bab 1 Saujana Perkampungan Melayu Riau

Contoh hal sederhana ucapan kata ”nggak” seharusnya ”tidak” atau ”tak.” Kata ”sepuloh” seharusnya ”sepuluh.” Hal ini terjadi saat pembelajaran bahasa Indonesia. Masih banyak peserta didik malu-malu menggunakan bahasa Indonesia. Karena terbiasa menggunakan bahasa daerah atau menggunakan bahasa ibu. Sehingga peserta didik belum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembelajaran.

Berbahasa masih terbata-bata, berbahasa terlalu cepat, berbahasa tidak jelas, berbahasa dengan suara yang pelan, berbahasa tidak memperhatikan lawan bicara, berbahasa menggunakan intonasi yang tidak tepat, salah bersikap dalam menggunakan bahasa. Hal terberat adalah malu berbahasa. Mari, kita bangga berbahasa Indonesia. Berusahalah untuk meminimalisirkan segala keburukan dalam berbahasa.

Ayo, coba berbahasa yang tepat. Karena berbahasa tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi. Agar pendengar dapat mengetahui apa yang disampaikan. Berbahasalah dengan ucapan yang jelas, fasih, mudah dipahami, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, memiliki sikap yang baik saat berbahasa. Dengan berbahasa merupakan salah satu wujud cinta kita kepada tanah air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *