Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Memancing di Jepun

×

Memancing di Jepun

Sebarkan artikel ini
Cerita Yong Dollah. (foto: budayamelayuriau.org)

Yong Dollah    : “Haa, apa lagi Dik, Yong naik anginlah (makin percaya diri)”.

Lalu Yong cabut pisau kelasi, Yong. Yong tetak satu-satu dahan kayu itu. Yong bawa ke tepi tebing, Yong pasang kuda-kuda (sikap siaga). Lalu dahan kayu itu, Yong celupkan ke dalam air laut. Haa ape lagi sebanyak daun kayu itu. Sebanyak itu pulalah ikan lekat dalam sedahan kayu.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Entah berapa lamanya Yong pun tidak ingat sangat, untuk mengangkat daun dari laut. Tapi, yang Yong ingat sebanyak daun itu Yong angkat, sebanyak itu pula ikan yang naik ke darat. Entah berapa banyaknya Yong tidaklah tahu.

Yong Dollah    : “Sekali Yong tengok ke belakang, entah tinggi, entah tidak Dik, namanya, terlalu tingginya timbunan ikan itu, dari yang lalu lalang kendaraan disebelahnya, tidak tampak.

Yang Hadir      : “ Jadi macam mana orang Jepun itu, Yong?”

Yong Dollah    : “Tuan-tuan tahu, orang Jepun itu cuma menggeleng-gelengkan kepalanya saja!”

Yong tahu, dia hendak bercakap sesuatu dengan Yong, tapi dia tidak tahu cakap Melayu.  Lalu dia cuma menunjuk-nunjuk saja.

Yong Dollah    : “Ape pikir Yong, Gasaklah apa hendak buat, buatlah, Yong anggukkan kepala dan terus saja memancing”.

Orang Jepun itu sibuk memasukkan ikan setimbun itu ke dalam lori (mobil cool disel), dengan ujung jarinya orang Jepun itu menunjuk ke tanah. Yong paham, maksudnya bahwa Yong agar menunggu saja di sini. Yong anggukkan saja kepala Yong. Dia lalu pergi membawa ikan yang sudah ada dalam liri itu. Yong pun menunggulah di pinggir pantai, duduk pada tunggul kayu, sambil menikmati suasana pantai di dekat dermaga di Jepun.

Baca Juga:  Mencabut Misai Harimau - Cerita Yong Dollah

Ada jangka lebih-kurang dua jam lamanya, orang Jepun itu pun datang bertemu dengan Yong, balik. Dia menunjukkan sesuatu pada Yong sambil tertawa, riang, dan berjalan melonjak-lonjak.

Yong Dollah    : “Yong pikir apalah benda yang tunjukkan pada Yong. Rupa-rupanya Dik, duit Jepun. Berbal-bal  (ikatan dalam jumlah banyak) banyaknya.

Yang Hadir      : “Yong, kena bagi (dikasi) duit Jepun itu, Yong?”

Yong Dollah    : “Yong dibaginya beberapa kebat. Yong ambek, sampai tak muat dua tangan Yong, membawak duit itu.”

Dengan duit itulah Dik, Yong dapat berbelanja di Jepun. Tak habis Dik. Sampai kawan-kawan Yong heran pada Yong. “Mengapa tiba-tiba Yong banyak duit”.

Yong Dollah    : “Supaya kawan-kawan anak klasi kapal nanti jangan sampai salah paham dan timbul curiga pada Yong, maka Yong ceritakanlah asal-mulanya, Yong sampai  mendapat duit di Jepun.”

Yang Hadir      : “Kita perlu jujur, iya kan Yong?”

Yong Dollah    : “Haa haa itulah, Dik, sudah Yong kasi tahu pada semua kawan-kawan Yong, mereka semua terkekeh-kekeh (mengikik-ngikik) ketawa, lalu kata mereka “Yonglah orang yang paling cerdik dalam kapal ini!”

Yang Hadir      : “Habis itu, Tuan Dollah ada ikut kapal lagi atau cuma sampai di situ saja. Karena tuan Dollah nanmpaknya sudah banyak duit, tentu perlu apa lagi ikut kapal?”

Yong Dollah    : “Belum lagi, Dik! Ada kisah lain! Banyak lagi!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *