Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Memancing di Jepun

×

Memancing di Jepun

Sebarkan artikel ini
Cerita Yong Dollah. (foto: budayamelayuriau.org)

Yong Dollah menyambung kisahnya!

Tuan-tuan tentulah belum pernah ada mendengar, kisah ketika Yong di Jepun. Ini pengalaman Yong yang sangat menarik. Sungguh luar biasa indahnya, sampai-sampai tidak dapat Yong lupakan.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Yong Dollah    : “Begini, Dik ceritanya!”

Waktu Yong belayar dengan kapal tempat Yong bekerja menjadi Steurman II itu,  tibalah waktu bergilir kapal Yong menuju ke negeri Jepun. Yong pun berpikirlah, Apa akal, waktu tanggung bulan, kocek Yong sudah tak berduit pulak. Cuma yang ada pada Yong, baju dinas dan baju kelasi. Ape boleh buat karena sudah teken kontrak terpakse jugalah Yong harus ikut belayar.

Yang hadir      : Tuan Dollah jadi ikut ke Jepun?.

Yong Dollah    : “Betul …, betul…, betul…, betul, Dik!”

Yong jadi ikut berlayar ke negeri Jepun itu. Ketika itu Yong belum lama pulang dari negeri-negeri di Timur Tengah. Kapal singgah di Bengkalis Cuma sekejap saja. Sudah itu, kapal Yong berangkat lagi. Kisah punya kisah, sekali ini kapal Yong pun sampailah di negeri Jepun. Negeri tempat orang yang menjajah Bengkalis dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Kapal sudah buang sauh. Kawan-kawan kalsi kapal, sudah bersiap dengan pakaian kelasinya. Tampak semua kawan Yong itu, hatinya senang. Karena kawan-kawan Yong itu semuanya berduit. Tapi, Yong ape haram, satu sen (satuan mata uang) pun tak ada!

Baca Juga:  Asal Mula Nama Bengkalis

Satu per satu, sekoci meninggalkan kapal menuju ke darat (dermaga). Yong hanya memandangi mereka yang dengan gembira naik sekoci menuju ke darat. Ada yang sambil mengayuh sekoci bergelak-tawa, ada juga yang sambil mengaut-ngaut air dengan tangan.

Sudah semua naik ke darat, barulah Yong beranjak dari tempat Yong tegak tadi. Yong lah paling corot (terakhir/paling belakang) naik ke darat. Sudah tu, tidak ada teman pulak. Mendayung sekoci, awak seorang. Pelan-pelan, lama-lama sampai sekoci rapat di sebuah jambat tidak jauh dari pelabuhan besar.

Yong tegak sambil bercekak pinggang. Yong pandang kanan, pandang kiri,  bergaya seperti orang yang sudah pernah ke negi Jepun. Lalu Yong nampak ada seorang orang Jepun sedang memancing.

Yong Dollah    : “Rupa-rupanya orang Jepun ini bodoh juga!”

Yang hadir      : “Apa, kenapa orang Jepun itu bodoh, Yong?

Yong Dollah : “Macam mana tak bodoh! Orang Jepun seorang ini bodoh dalam memancing, umpannya apa kalau Adik tahu? Umpan pancingnya dari daun kayu yang tumbuh di tepi pantai, kalau di tempat kita ini seperti daun pokok beringinlah. Setiap kali umpan habis, petik lagi daunnya satu, lalu dikaitkan pada pendil mata pancing. Begitulah, Dik setrerusnya, setiap kali umpan habis dipetiknya daun kayu itu sebuah.

Lalu Yong mencoba memberanikan diri mendekat kepada orang Jepun itu. Yong tengok terus cara dia memancing, dari dekat. Lama-lama Yong tak sabar menengok orang Jepun ini. Lalu Yong mintak untuk dapat menggantikannya memancing.

Baca Juga:  Puteri Tujuh-Dumai Versi II

Yong Dollah    : “Tuan, mari sini, biar Yong yang pancing!”

Tuan-tuan tahu? Rupa-rupanya orang Jepun ini, tidak tahu cakap bahasa Melayu kita ini. Cuma, dia angguk kepala saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *