Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & Sastra

Si Mosikin, Sakai – Bengkalis

×

Si Mosikin, Sakai – Bengkalis

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. (foto: budayamelayuriau.org)

Pada masa dahulu di tanah Sakai Batin Salapan (saat ini di kenal dengan Kota Duri). Masyarakat Sakai hidup dengan tenang dan dimanjakan oleh alam. Hidup meramu hasil hutan berburu dan berladang padi.

Berladang padi telah menjadi tradisi adat yang tidak bisa ditinggalkan. Karena ini mempunyai maksud tertentu dalam adat masyarakat sakai. Yang disebut dengan menghidupkan boneh dari berbagai macam-macam benih palawija. Barang siapa yang tidak melaksanakanya maka orang tersebut adalah orang yang hina hidupnya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Di tengah masyarakat tersebut hiduplah seorang pemuda yang setiap hari kerjanya hanya tiduran dan bermalas-malasan saja tanpa ingin bekerja untuk mencari makan. Hingga membuat hidupnya menjadi sangat miskin dan melarat dalam bahasa Sakai disebut dengan Mosikin atau Papo.

Pada suatu hari Mosikin pergi mandi ke sungai. Di tengah jalan ia bertemu dengan seekor burung pipit yang sedang kelelahan dan kehausan, sehingga ia tidak bisa terbang. Melihat kejadian ini Mosikin menjadi iba. Ia membawa pulang burung tersebut dan memberinya sangkar yang merupakan bekas lukah buruk, lalu memberi burung tersebut minum dengan tempuak labu (tempurung labu) yang sudah pecah.

Keesokan harinya, Mosikin yang biasanya selalu tidur hingga tengah hari. Terbangun pagi-pagi karena nyanyian sang burung pipit. Dalam nyanyian burung tersebut berkata seolah-olah menyuruh agar ia bangun dari tidurnya.

Baca Juga:  Putri Pinang Masak-Inderagiri Hulu

“Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin.
jago Mosikin,
asalah paang Mosikin,
poi manyangko”

(Mosikin, Mosikin jangan kerja tidur Mosikin
bangun Mosikin,
asalah parang Mosikin,
pergi menebas kayu, buat petak persegi)

Mendengar suara burung tersebut, Si Mosikin lalu pergi melaksanakan apa yang diperintahkan oleh si burung. Lalu sepulangnya dari hutan ia langsung tidur. Sifat pemalasnya masih tampak. Dan keesokan paginya burung tersebut bernyanyi lagi menyuruh Mosikin untuk pergi bekerja.

“Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin,
asalah paang Mosikin,
pailah molaeh Mosikin tanah yang di jangko”

(Mosikin, Mosikin jangan kerja tidur Mosikin
asalah parang,
pergilah menebas katu-kayu kecil, tanah yang sudah dibuat persegi)

Lalu Mosikin bangun dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh burung tersebut.

Demikian setiap harinya. Si burung pipit terus saja membangunkan Mosikin, dan tak henti-hentinya mengingatkan Mosikin.

Entah kenapa, Mosikin juga mengikuti apa yang di suruh si burung. Tanpa sadar Mosikin yang selalu mengerjakan apa yang di suruh burung telah membuat sebuah ladang, dan telah menampakkan hasilnya.

Jika Si Mosikin tidur malas-malasan, si burung akan menendangkan nyanyiannya secara terus menerus.

“Mosikin, jangan kojo tidu Mosikin,
poi ko imbo Mosikin,
amabiklah danto Mosikin,
layu koapi Mosikin bueklah podah”

(Mosikin, jangan kerja tidur Mosikin,
pergi ke rimba,
dan ambillah danto yang merupakan kayu yang besar dan tebas dengan podah)

Baca Juga:  Peti Sepatu

“Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin.
poi ko imbo, Mosikin
ambiklah laak mosikin,
bueklah susun Mosikin asahiah podah.

(Mosikin, Mosikin jangan kerja tidur Mosikin
pergilah ke rimba, Mosikin
ambilah laak Mosikin
buatlah susun Mosikin asahlah podah

Mosikin jangan kojo tidu mosikin,
jago Mosikin tengoklah obo Mosikin
masak matahnyo”

obo adalah kayu yang sudah di tebang
masak matahnyo adalah kayu kerung yang sudah di tebang

Mosikin jangan kojo tidu Mosikin,
ambiklah kulik banik Mosikin,
bueklah andak Mosikin
tengoklah ai Mosikin
tentukan angin Mosikin cuncunlah obo

(Mosikin jangan kerja tidur Mosikin,
ambillah kulit kayu, dan bakar,
tetapi sebelum dibakar tentukan angin dan lihatlah panasnya hari)

Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu mosikin,
jago Mosikin ambiklah kayu ataklah kalang”

Kalang adalah pembatas ladang untuk padi

Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin,
poi koimbo Mosikin
ambiklah uyuk Mosikin
Mosikin bueklah tugal”

Uyuk adalah alat untuk membuat tugal, sedangkan tugal adalah alat untuk melobangi tanah tempat menaruh benih.

Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin
poi koladak Mosikin
bueklah sosuduk jagolah ladak”

(Moskin, Mosikin, jangan kerja tidur Mosikin
pergilah ke ladang, Mosikin
buatlah pondok jagalah ladang)

Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu mosikin
poi ko imbo ambiklah banan Mosikin
amik mongkuang Mosikin”

(Mosikin, Mosikin jangan kerja tidur Mosikin
pergi ke rima ambilah akar kayu (untuk tuai padi) Mosikin
ambilah mengkuang (pandan untuk membuat tikar atau perikat) Mosikin

Baca Juga:  Si Umbut Muda

Mosikin, Mosikin jangan kojo tidu Mosikin
poi koimbo Mosikin ambik kulik pudu Mosikin
bueklah kopuk Mosikin
iyiklah padi”

(Mosikin, Mosikin jangan kerja tidur Mosikin
pergi ke rimba Mosikin ambil kulit podu Mosikin
buatlah kopuk (rangkiang) Mosikin
ayaklah padi)

Demikianlah Si Mosikin akhirnya ia bisa juga berladang dengan pengajaran dari seekor burung. Dan cara ini kemudian di ikuti oleh warga sekitar dalam mengerjakan ladangnya.

Laak adalah sejenis akar kayu yang dibuat susun
Susun adalah kayu untuk tangkai beliung sewaktu mengasah beliung
Beliung adalah alat yang terbuat dari besi untuk menebang kayu besar

Narasumber    : Muhammad Yatim
Pekerjaan        : Bathin Sakai Desa Kesumbo Ampai
Alama             : Jl. Sutan Syarifkasim Duri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *