Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & Sastra

Mencabut Misai Harimau – Cerita Yong Dollah

×

Mencabut Misai Harimau – Cerita Yong Dollah

Sebarkan artikel ini
Cerita Yong Dollah. (foto: budayamelayuriau.org)

Yong Dollah    : “Sedang letih agaknye, harimau ini, begitu tak pedulinya ia meski Yong sudah sangat dekat dengannya, hanya beberapa jengkal saja. Padahal matanya celik, terkebil-kebil menengok pada Yong!”

Yong suluh terus dengan andang daun nyiur kering. Heran-tak heran harimau itu macam tahu dia bahwa Yong hendak mengambil misainya. Makin dirunduk kepalennye sambil mengangguk-angguk.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Yong Dollah    : “Hemmm, apa lagi. Tak lengah, Yong rentaplah misai harimau. Yong sambil membilang, satu … satu … satu! Cukup tiga helai, Yong pun berhentilah merentapnya. Sebab, kalau kita minta tiga, ambillah tiga jangan berlebih!”

Sudah itu, Yong tengok kana, tengok kiri, lalu Yong mundur pelahan-lahan. Setelah agak jauh dari harimau itu, Yong tak ada melihat kawan Yong. 

Yong Dollah    : “Entah ke mana pulak dia, mungkin dia ketakutan!”

Tapi Yong hanya bergumam saja dalam hati. Yong panggil dia dengan suara perlahan, sebab kalau dengan suara keras, takut pulak harimau ini terkejut, merabu (mengamuk) pulak nanti ndia.

Yong Dollah    : “Jang! Jang! Heh, ke mana pulak budak (anak)  ini!

Tak lama kemudian, muncul dia dengan tubuh menggeletar, lutut bergoyang. Rupa-rupanya dia betul-betul ketakutan. Dia menyuruk, berlindung di balik pokok besar. Sebab dia takut menengok Yong asik dengan harimau itu.

Baca Juga:  Asal Mula Bukit Bertingkah-Inderagiri Hulu

Yong Dollah    : “Sudah itu, apa Adik tahu?

Kami pun baliklah. Di sepanjang menuju pulang Yong dan budak Jang, tak ada bercakap. Yong tahu kalau dia masih dalam ketakutan, jadi Yong diamkan saja. Telah sampai di rumah orang yang sakit, lalu Yong serahkan misai hariamau itu pada Tok Dukun. Mula-mulanya Tok Dukun tu macam-macam tak percaya pada apa yang Yong bawa itu. Beberapa saat lamanya, dia masih menunjukkan rasa tak percayanya. Dia menunda untuk melanjutkan teleknya. Dia genggam saja barang itu, sambil mengangguk-angguk dan mulutnya komat-kamit. Baru kemudian dia dicuba pada pipinya. Nampak dia seperti merasakan sesuatu. Baru dia menganggok-nganggok. Menurut Yong, dia baru yakin benar kalau barang itu betul-betul misai harimau (asli).

Dengan misai harimau itulah Tok  Dukun tadi menggelitik-gelitikkan ke lubang hidung orang yang sakit. Sudah beberapa kali, lalu si sakit pun bersin, sampai tiga kali. Serte-merte orang yang sakit itu lalu duduk. Sampai sekarang elok sehat dia, dapat motong getah dan kerja yang lain-lain.

Yong Dollah    : “Itulah, Dik! Jangan tak percaya dengan misai harimau! Banyak tuahnya!”

Pendengar      : “Ada Yong menyimpannya? Berilah kami Yong!

Yong Dollah    : “Ada, Yong simpan. Tapi entah ke mane diletak Yong Betine dikau Yong sendiri lupa!”

Rujukan:
Abdul Jalil. 1998. Cerita-cerita Yong Dollah. Tesis. Kuala Lumpur: Universitas Malaya