Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & Sastra

Asal Mula Nama Bengkalis

×

Asal Mula Nama Bengkalis

Sebarkan artikel ini

Sejak saat itu emak hiu sering melamun. Nafsu makannya mulai berkurang, namun terkadang terpikirkan juga olehnya, tentang apa yang dikatakan anaknya itu ada benarnya juga. Manalah tahu kelak nasibnya bisa berubah. Bukankah hidup ini seperti roda yang berputar? Kadang di atas, kadang bisa juga di bawah.

“Sedih hati emak melepas dikau seorang diri Nak. Selama ini emak selalu memanjakan dikau. Sakit sedikit emak sudah khawatir. Jika lapar emak suapkan, jika haus emak beri minuman. Jika engkau seorang diri siapa yang akan melindungi dikau?” Kata emak hiu melanjutkan pembicaraanya pada waktu yang lalu.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Tapi bagaimanalah, Mak?” Kata hiu muda mendesak. Suaranya tercekat, hening sejenak.

“Kalau begini terus hidup kita tak juga bisa berubah,” lanjut hiu muda lagi.

Akhirnya mereka terdiam, kedua anak beranak itu hanyat terbawa pikirannya masing-masing. 

“Kalau itu maumu, apa hendak dikata,” ujar emak hiu akhirnya. Suasana hening sejenak. Hiu muda melihat wajah emaknya sekilas. Dia melihat guratan kesedihan yang dalam di sana. Namuan hati hiu muda tak lah luluh. Tekadnya sudah bulat.

“Tapi ingat pesan mak, jaga diri baik-baik. Ayam jantan di kampung sendiri, ayam betina di kampung orang,” ibunya menasihati.

 Keesokan harinya dengan restu ibunya, maka berangkatlah hiu muda ke sebuah selat yang baru, selat Bangka namanya.

Baca Juga:  Asal Mula Rumah Siput

***

Di sebuah negeri lain, nun di ceruk di sudut sana, seekor ikan bilis sudah dua hari ini sering melamun. Badannya kian kurus, kepalanya tambah besar dari badan, selera makannya hilang sama sekali. Biasanya, setiap ia menyantap makanan apapun yang dihidangkan emaknya, ikan bilis selalu berselera. Digoreng, dipindang, dibakar atau apapun nama masakan itu, asalkan emaknya yang memasak akan disantap tak bersisa.

Melihat tingkah anaknya yang lain dari biasanya, bertanya emak ikan bilis pada anak satu-satunya tersebut.

Jauhlah jauh nak si Ujungbatu
Anak Sakai memancing ikan
Kalaulah boleh Nak emak tahu
Apa gerangan yang dikau pikirkan

Mendengar emaknya bertanya tiba-tiba, ikan bilis kian cemberut. Ia tidak segera menjawab pertanyan emaknya. Malah ia pergi ke biliknya. Mengunci pintu dari dalam dan tidak keluar-keluar lagi.

Melihat hal itu, emak ikan bilis tambah tak paham. Ia ketuk-ketuk pintu bilik Bilis, tapi tak disahut anaknya. Akhirnya ia tinggalkan anaknya sendiri di biliknya. Emaknya pergi ke dapur sambil melete, menggerutu sendiri, “Ntah apalah anak ni kiranya, nak berbini agaknya.”

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *