Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & Sastra

Asal Mula Bukit Bertingkah-Inderagiri Hulu

×

Asal Mula Bukit Bertingkah-Inderagiri Hulu

Sebarkan artikel ini
Asal Mula Bukit Bertingkah-Inderagiri Hulu. Ilustasi: Buku Cerita Rakyat Riau.

Konon menurut cerita orang dahulu, hiduplah seorang lelaki yang budiman dan bersopan santun kepada masyarakat sekitarnya. Lelaki ini dipanggil oleh masyarakat dengan Datuk Perpatih. Entah karena kelebihannya atau kesopanannya hingga ia diberi gelar sedemikian.

Pada suatu hari Datuk Perpatih menyusuri anak sungai mengunakan perahu yang sangat sederhana. Sungai itu ditelusurinya untuk mencari di manakah gerangan ikan banyak berkumpul. Pada saat memutar perahunya ke arah utara Datuk Perpatih mendengar suara wanita meminta tolong dari dalam bakau di tepi sungai. Suara itu terdengar sangat jelas hingga Datuk Perpatih bertanya-tanya dalam hati.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Suara apakah itu? Sepertinya suara wanita,” pikir Datuk Perpatih.

“Apa mungkin ada wanita di tengah hutan bakau seperti ini,” gumannya penasaran.

Datuk Perpatih terus mendekati suara itu hingga masuk ke dalam hutan bakau di tepi sungai itu. Datuk Perpatih terus mendengarkan dengan seksama suara yang meminta tolong itu. Datuk Perpatih berjalan terus sampai ke tengah hutan. Sesampainya di sana ia sangat terkejut melihat seorang wanita cantik nan jelita yang diikat dengan tali yang sangat kuat. Datuk Perpatih mendekati wanita itu dan mencoba melepaskan tali yang mengikatnya. Ternyata tali itu sangat kuat hingga ia tak mampu melepaskannya. Lalu Datuk Merpatih bertanya kepada wanita itu.

Baca Juga:  Asal Mula Batang Tuaka-Inderagiri Hilir

“Siapakah engkau hingga terjadi hal semacam ini?” tanya Datuk Perpatih.

“Tolong tuan, lepaskan hamba,” rintih wanita itu.

“Bagaimana hamba mau melepaskanmu. Sedangkan tali pengikat ini sangat kuat,” ujar Datuk Perpatih.

“Ambillah batu di sampingku ini dan putuskan dengan batu ini,” jawab wanita cantik tersebut.

Maka Datuk Perpatih mengambil batu yang ada di belakang wanita itu. Entah dari mana batu itu berasal dan ternyata batu itu mampu memutuskan tali pengikat tersebut dan wanita itupun terlepas.

“Terima kasih tuan, karena tuan telah melepaskan hamba,” ucap wanita itu.

“Dari manakah engkau?” Tanya Datuk Perpatih

“Hamba adalah anak raja di negeri ini,”  jawab wanita itu singkat.

“Bagaimana engkau sampai di bakau ini dalam keadaan terikat?” tanya Datuk Perpatih lagi.

“Sewaktu hamba berjalan di taman kerajaan dengan dayang-dayang. Hamba diculik oleh Datuk Sri Maharaja beserta pengawalnya yang lengkap bersenjata,” jawab wanita itu cemas.

“Kenapa Datuk itu menculik engkau?” Tanya Datuk Perpatih kembali.

“Sebab Datuk Sri Maharaja hendak menumbangkan ayahanda dari pimpinan negeri ini. Sewaktu Datuk Sri Maharaja mengadakan musyawarah dengan pengikutnya, hamba mendengar perbualan mereka. Rupanya mereka tahu hamba mendengar pembicaraan mereka,” jawab sang putri jelas.

“Baiklah kalau begitu, mari hamba antar pulang ke kerajaan,” tawar Datuk Perpatih.

“Apa itu tidak menyusahkan datuk!”

“Oh! Tentu tidak!” Jawab Datuk Pertatih ramah.

Baca Juga:  Legenda Dedap Durhaka-Bengkalis

Maka pulanglah mereka ke kerajaan dengan memakai sampan menyusuri sungai. Sesampai di pintu gerbang kerajaan, mereka disambut dengan suka cita dan sambutan hangat.

“Pengawal! Bukakan pintu gerbang,” perintah kepala pengawal kerajaan.

“Siap!” Jawab para pengawal.

Berjalanlah mereka menuju istana dengan rasa aman. Namun, di sudut ruangan yang gelap, diam-diam Datuk Sri Maharaja mengamati sang putri.

“Bagaimana pula ia bisa selamat!” Gumannya penuh keheranan.

“Apakah lelaki yang berbaju hijau itu yang menyelamatkannya,” pikirnya lagi sambil menatap tajam ke arah Datuk Perpatih yang memang memakai baju hijau.

Melihat kejadian itu, berlarilah Datuk Sri Maharaja menuju tempat para pengikutnya seraya memberitahukan tentang sang putri yang pulang dalam keadaan selamat.

 “Matilah kita apabila tuan putri melaporkan hal sebenarnya kepada raja,” ujar Datuk Sri Maharaja gemetaran.

Para pengikutnya gementar kethambatan mendengar cerita Datuk Sri Maharaja, mereka kethambatan karena hukuman terberat pasti akan dijatuhkan raja.

Sementara di sisi lain sampailah sang putri di ruangan istana yang megah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *