Scroll ke bawah untuk melihat konten
Bahasa & SastraLingkup Materi

Asal Mula Harimau Bukit Datuk-Dumai

×

Asal Mula Harimau Bukit Datuk-Dumai

Sebarkan artikel ini

Kejadian kedua kali ini membuat Siti Zaleha hampir-hampir putus asa. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk memisahkan dirinya dengan Tunggul Baka. 

Sekian bulan setelah kejadian tersebut, Siti Zaleha berkata lagi kepada anaknya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Hai anakku sayang, apa yang engkau kehendaki Nak, karena ibu tidak mengerti bahasamu. Ibu mohon supaya engkau memberitahu ibu di dalam mimpi.” 

Setelah tiga hari kemudian tepatnya malam Jumat, Siti Zaleha bermimpi. Dalam mimpi dilihatnya Tunggul Baka bercakap-cakap dengannya. Dalam percakapan tersebut Tunggul Baka mengatakan ia bersedia tinggal di bukit Gurun Panjang dengan syarat di tempat tinggalnya tersebut harus digantung kelambu kuning. Dibentangkan tabir tujuh lapis. Dan, ketika mengantarnya ke atas bukit, harus diarak dengan nasi kunyit pagar telur.

Begitu Siti Zaleha mendapat isyarat dalam mimpinya, esoknya seluruh permintaan dalam mimpinya itu ia laksanakan, dan setelah itu ia memberitahu seluruh sanak keluarga untuk dapat ikut bersama dan menyiapkan perlengkapan perahu dan sebagainya untuk mengantar Tunggul Baka ke Gurun Panjang tempat tinggal Tunggul Baka selamanya.

Sesampainya Siti Zaleha di atas bukit, dibentangkanlah kelambu kuning. Dipasanglah tabir tujuh lapis, dan untuk memudahkan Tunggul Baka mencari air ketika haus, digalilah sebuah perigi dengan kedalaman kira-kira sepuluh depa. Akhirnya tinggallah Tunggul Baka di bukit tersebut dan tidak pernah kembali lagi ke rumannya.

Baca Juga:  Si Umbut Muda

Konon sampai saat ini perigi tersebut masih dijumpai. Berlokasi di antara kompleks perumahan Pertamina Bukit Datuk dan Bukit Timah. Sampai saat ini sebagian masyarakat Dumai masih mempercayai bahwa harimau yang ada di Bukit Datuk adalah keturunan Tunggul Baka. 

Karena orang-orang tua dulu pantang menyebut nama harimau. Mereka menyebut harimau dengan sebutan “datuk”, sehingga bukit ini diabadikan sebagai salah satu nama kelurahan di Kota Dumai yaitu kelurahan Bukit Datuk. Konon harimau tersebut dan keturunannya tetap menjaga keamanan kota Dumai sampai saat ini***

Cerita dikutip dari buku:
Derichard H. Putra, dkk. 2007. Cerita Rakyat Daerah Riau. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *