Scroll ke bawah untuk melihat konten
SejarahUtama

Situs dan Tokoh Pejuang Masa Kolonial

×

Situs dan Tokoh Pejuang Masa Kolonial

Sebarkan artikel ini
Istana Siak Sri Inderapura. (foto: budayamelayuriau.org)

a) Benteng Tujuh Lapis
Benteng Tujuh Lapis merupakan benteng perjuangan Tuanku Tambusai saat menghadapi kolonial Belanda. Benteng ini berupa 7 lapis aur berduri yang ditanam pada parit-parit pertahanan. Bentang Tujuh Lapis dikenal dengan Benteng Aur Duri.

Benteng Tujuh Lapis saat ini masih bisa dijumpai di negeri Dalu-dalu, Tambusai, Rokan Hulu. Tuanku Tambusai yang memimpin perlawanan rakyat kepada Belanda dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 1995. Makam Tuanku Tambusai berada di Negeri Sembilan, Malaysia.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

b) Jiel Belanda
Jiel Belanda atau Huis Van Bewaring berada di Pulau Bengkalis. Bangunan ini merupakan rumah tahanan pada masa kolonial Belanda yang dibangun pada 1810. Masyarakat Bengkalis menyebutnya dengan rumah orang rantai karena para tahanan diberi rantai pada kedua kakinya.

Bangunan Jiel Belanda berbentuk “U” yang terdiri atas 25 unit ruang tahanan. Bentuk dan struktur bangunan menyerupai gedung-gedung di Eropa. Pada bagian depan dijadikan kantor bagi sipir, sementara bagian dalam khusus untuk para tahanan.

c) Tangsi Belanda
Tangsi Belanda terdapat di Siak Sri Inderapura yang dibangun pada 1860. Bangunan ini merupakan penjara sekaligus benteng Belanda pada masa kolonial.  Luas bangunan utama berukuran sekitar 18 meter x 9,6.  Di dalam gedung terdapat ruangan dapur, ruangan pos penjaga,  dan di luar gedung bagian depan terdapat sumur tua yang masih berfungsi

Baca Juga:  UU Hamidy

2. Tokoh Pejuang Masa Kolonial
a) Tuanku Tambusai
Tuanku Tambusai lahir di Dalu-dalu Kerajaan Tambusai pada 5 November 1784, dan wafat di Kampung Rasah Negeri Sembilan Malaya pada 12 November 1882. Ibunya berasal dari Tambusai, dan ayah berasal dari Rambahseorang qadhi Kerajaan Tambusai bernama Imam Maulana Kali.

Tuanku Tambusai giat dalam memerangi Belanda yang hendak menguasai negeri Sumatra Barat, Sumatra Utara,  dan Riau. Kegigihannya membuat Belanda menjuluki De Padriesche Tijger van Rokan (Harimau Paderi dari Rokan).

b) Sultan Syarif Kasim II
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan Siak ke-12. Sejak dinobatkan menjadi sultan, ia dengan tegas menyatakan Kerajaan Siak berkedudukan sejajar dengan Belanda. Hal ini tidak seperti isi kontrak perjanjian antara Kesultanan Siak dengan Belanda yang menyatakan bahwa Siak adalah milik Kerajaan Belanda yang dipinjamkan kepada sultan.

Sultan Syarif Kasim II saat ini telah dianugerahi pahlawan nasional. Namanya diabadikan dalam penamaan bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.

c) Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah
Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah atau Tengku Buang Asmara adalah Sultan Kerajaan Siak Sri Inderapura yang mengusir kolonial Belanda pada masa kepemimpinannya 1746-1760 M.

Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah Tengku Buang Asmara memimpin perlawanan terhadap Belanda pada Perang Guntung di Selat Guntung. Perang antara keduanya pecah karena Belanda terus berupaya merebut kekuasaan dan pengaruh di Selat Malaka.Untuk mengenang jasanya dalam melawan dan mengusir penjajah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak akan mengusulkan Tengku Buang Asmara sebagai Pahlawan Nasional.

Baca Juga:  Rida K. Liamsi

d) Tengku Sulung
Tengkuh Sulung merupakan pemimpin perjuangan rakyat Reteh melawan Belanda dalam Perang Reteh. Perang besar ini terjadi pada 9 Oktober-18 November 1858. Panglima Besar Retih Tengku Sulung, penerima anugerah bintang mahaputera pada 10 November 2000.

e) Gandulo Dt Tabano
Gandulo Dt Tabano adalah seorang tokoh agama, adat sekaligus pejuang yang gigih menentang penjajahan Belanda.Ia lahir sekitar tahun 1850 (sebagian menyebut 1869) di Kampung Uwai Kenegerian Limo Koto Kampar. Gandulo Dt. Tabano wafat pada 11 November 1898 M di Banjar Kampung Godang Bangkinang. Makamnya berada di Dusun Uwai Kampung Muaro Uwai Kecamatan Bangkinang. Saat ini, Gundalo Dt. Tabano sedang diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional.

Rujukan:
1. Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2021. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SD/MI Kelas VI. Pekanbaru: Penerbit Narawita
2. Tim LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: LAMR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *