Oh si gadi nak dorelah godang
Tak godang marusuah jangan
Oh si jambak si jambu ayiar
Mangkanan nak madulang
Oh baposan go omak ka ayiar
Sian umah suruen pulang
Oh kapelak nak kapelak urang
Buah nak dirunduak ken nyo
Oh kok bamamak ke mamak urang
Yang bukan-bukan nak ditunjuakennyo
Hek lo la hek lo la
Hek lo la sayang hek lo la
Sumber: Derichard H. Putra, 2013
4. Nandung Inderagiri
Lirik nandung dituturkan dalam beberapa irama yang pada dasarnya telah baku sebagai irama nandung. Lirik umumnya berupa syair dan pantun yang diselingi kata-kata ekstra yang diulang-ulang, seperti filler word atau bunyi penyisip yang berfungsi sebagai harmonisasi bunyi yang dinamik. Keistemewaan nandung selain berisi nasihat-nasihat, juga memiliki lagu dan irama yang mendayu-dayu yang membuat suasana hati terharu. Jika dilantunkan pada malam atau tengah hari, nyanyian nandung sayup-sayup terdengar menggugah hati termasuk juga orang dewasa.
Teks Nandung
La Ilaha Illallah (3 kali)
Dudulah si dudu
Dudulah sidudu
Tidolah mate nak sayang
Si buah hati.
Nandung lah di nandung ke pantai nandi
Orang begaja nak saying due beranak
Bukan telangsung kite kemari
Memohohan perintah orang yang banyak
Anaklah ndu raje Seleman
Terbang ke tingap melambai angina
Kalaulah rindu pandang ke halaman
Di situ tempat kakak kau bermain
Petiklah poa delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Abang kau jauh di negeri yang Satu
Hilang di mate di hati jangan
Burunglah gagak burung kedidi
Hinggap diranting si limau manis
Mak menghembus si sawan pogi
Mak menangkal si sawan tangis
Sumber: Ahmad Darmawi, 2006
Selain menggunakan pantun, nandung juga menggunakan syair. Bait-bait syair yang terdiri dari empat baris dilantunkan dengan irama nandung, seperti contoh di bawah ini:
Nandung bermula dengan Bismillah
Diiringi pujian al-Hamdulillah
Nandung Melayu kamil digubah
Berkat kalimah La Illaha Illah
Salawat dan salam nyata didaulat
Kepada Rasul Nabi Muhammad
Penghulu Nabi jujunjungan umat
Semoga nandung memberi manfaat
Allah dipuji Rasul disanjung
Suruh tegahnya hendaklah junjung
Mudahan hidup beroleh untung
Selamatkan keluarga orang selingkung
Ayuhai ananda timangan bunda
Buahlah hati mahkota jiwa
Penglipur lara penyejuk mata
Obat penawar hati nan duka
Sumber: Ahmad Darmawi, 2006
5. Badundung Talang Mamak
Lirik badundung merupakan untaian kata-kata yang tidak terikat dengan rima akhir. Bait-bait ini disampaikan dengan menggunakan bahasa Talang Mamak. Irama badundung dilantunkan lebih pendek daripada nyanyian pengantar ditidur yang dikenal secara umum.
Bila ditilik secara cermat, untaian kata-kata badundung tidak mengikuti bentuk dan pola pantun ataupun syair. Selain tidak ada ketentuan khusus pada rima akhir, juga tidak terdapat pemisahan yang tegas antara sampiran dengan isi.
Teks Bandundung
Antara bujang dan gadis
Main minyak main bunga
Berulangan berpandangan
Mencari budi dengan bahsa
Berpatutan budi dengan bahsa
Terbibit buah betangkup bunga betangkai
Singkap siang menyingsing fajar
Tanda dilimpahkan ke nenek mamak
C. Fungsi Nyanyian Pengantar Tidur
Nyanyian pengantar tidur merupakan bagian dari tradisi lisan yang berfungsi sebagai berikut:
- sistem proyeksi (cerminan) angan-angan suatu kolektif;
- alat legitimasi pranata pranata kebudayaan;
- alat pendidikan; dan
- alat pemaksa atau pengontrol agar norma norma masyarakat selalu dipatuhi anggota kolektifnya (Danandjaja, 2007:146).
Selain itu, tradisi lisan juga berfungsi sebagai sistem proyeksi, pengesahan kebudayaan, pemaksa berlakunya norma-norma sosial, pengendalian sosial, pendidikan anak, memberikan suatu jalan yang dibenarkan oleh masyarakat agar dia dapat lebih superior daripada orang lain, memberikan seseorang jalan yang dibenarkan masyarakat agar dapat mencela orang lain, alat untuk memprotes ketidakadilan dalam masyarakat, dan melarikan diri dari himpitan hidup (hiburan).
