Scroll ke bawah untuk melihat konten
Nilai & AzasTeknologi TradisionalUtama

Filosofi Rumah Melayu Riau

×

Filosofi Rumah Melayu Riau

Sebarkan artikel ini
Rumah Limas, salah satu bentuk rumah tradisonal Melayu Riau. (foto: budayamelayuriau.org)

Bagi orang Melayu, rumah memiliki arti yang sangat penting, bukan saja untuk tempat tinggal, tetapi juga lambang kesempurnaan kehidupan. 

Di dalam ungkapan digambarkan sebagai berikut:

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Cahaya hidup di bumi
Tempat beradat berketurunan
Tempat berlabuh kaum kerabat
Tempat singgah dagang lalu
Hutang orang tua kepada anaknya

Rumah tempat tinggal menjadi gambaran apakah orangtua bertanggung jawab terhadap keluarganya atau tidak.  Karena itu orang Melayu selalu berusaha untuk mendirikan rumah sendiri, meskipun sederhana. Sebelum mendirikan rumah dilakukan musyawarah antar keluarga dan selanjutnya dengan masyarakat lainnya untuk menentukan bentuk bangunan, fungsi, bahan, tempat, tukang, waktu pengerjaan, pantang larang, dan adat kebiasaan. Pengerjaannya pun didasarkan pada gotong royong.

Berikut ungkapan yang menggambarkan rumah Tradisional Melayu Riau:

Rumah Atap Lipat
perabung lurus di tengah-tengah
atap mencucur kiri kanan
yang mengembang lipat kajang
yang mencuram lipat pandan
lipat dua sama baginya
sama adil dengan timbangnya
sama sukat dengan takarnya

yang bertingkat rumah bertinggam
berempang leher rumah bersayap
bersusun-susun rumah ampar labu
tadahan angin atap layar
tempat raja dengan daulatnya
tempat datuk dengan undangannya
tempat dubalang dengan kuasanya
tempat alim berkitabullah

Rumah Lentik
lontik rumah pada perabung
lontik sepadan ujung pangkal
tempat hinggap sulo bayung
tempat bertanggam tanduk buang
rumah bernama rumah pencalang
diimbau juga rumah lancing
pencalang berukir di kaki dinding
lancing mengambang berseluk paku
jalar menjalar akar rotan
jalin berjalin pucuk pakisnya
yang di muka disebut gando ari jantan
yang di belakang diimbau gando ari betina

Baca Juga:  Teknologi Kelautan Orang Melayu

tanda rumah asalnya sampan
tanda hidup di atas air
tanda Melayu berbilang kaum
kalau terdiri rumah lontik
terdiri adat di dalamnya
adat andiko empat puluh empat
adat soko turun temurun
di situ pusaka disalinkan
di disitu gelar diturunkan
di situ mamak dituakan
di situ kemenakan dielokkan

Rumah Limas
bersorong limas dengan limas
padanan disebut limas penuh
yang di muka selasar muka
yang di belakang ke penanggah
kalau berpaut limas dengan kajang
berpadan dengan lipat pandan
di situ tegak selembayung
di situ terdiri kunyit-kunyit
limas disebut “limas melayu”

kiri kanan menjadi sayap
muka belakang jadi selasar
bila tertegak rumah limas
tegak pula tuah marwahnya
tegak daulat raja kuasa
tegak martabat datuk-datuk
tegak kuat hulubalang negeri
tegak adat dengan lembaga
tegak undang dengan hukumnya

Rujukan:
1. Tim LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).
2. Elmustian Rahman, Derichard H. Putra, Abdul Jalil. 2009. Riau Tanah Air Kebudayaan Melayu. Pekanbaru: Program Muhibah Seni Universitas Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *