Scroll ke bawah untuk melihat konten
Kesenian

Dundung, Nyanyian Pengantar Tidur Talang Mamak

×

Dundung, Nyanyian Pengantar Tidur Talang Mamak

Sebarkan artikel ini
Dundung Talang Mamak. (foto: budayamelayuriau.org)

Dundung atau badundung adalah genre sastra lisan yang disampaikan dalam bentuk nyanyian saat menidurkan anak atau bayi, berduka cita, kesepian, dan memadu kasih (bamuda/balandang) yang terdapat di Kampung Talang Gedabu, Talang Mamak, Indragiri Hulu.

Penyampaian dundung bertujuan agar orang lain mengetahui maksud hati si pedundung atau dengan badundung perasaan seseorang menjadi puas. Hakikat dundung juga terlihat pada proses penciptaan dundung, waktu badundung, dan kepada siapa dundung itu disampaikan.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Dundung diperkirakan sudah ada semenjak zaman Datuk Parpatih nan bertiga (Patih Besi, Patih Kelupak, dan Patih Bunga) turun-temurun hingga sekarang. Proses perkembangan dundung adalah melalui orang-orang yang memiliki jiwa, bakat, dan semangat dalam dunia sastra dan seni. Tidak semua orang dapat menciptakan dundung, bahkan yang melakukan dundungpun masih ada orang-orang yang tidak mampu melakukannya.

Dalam hal penciptaan, dundung diciptakan oleh orang-orang yang memiliki jiwa seni atau kesusastraan.  Setelah suatu dundung diciptakan oleh seseorang, maka orang lain yang akan mendundungkannya harus persis sama dengan bentuk aslinya.

Kedudukan Dundung
Dundung pada masyarakat suku Talang Mamak di Kampung Talang Gedabu keberadaannya sangat besar artinya, terutama pada zaman-zaman dahulu sebelum era modernisasi memasuki pelosok-pelosok tanah air. Pada waktu itu seluruh kegiatan kehidupan masyarakat suku Talang Mamak berlangsung secara tradisional.

Baca Juga:  Nandong, Nyanyian Pengantar Tidur Kuantan

Sekarang, dengan masuknya pengaruh dari luar seperti bidang elektronika dan perkembangan sarana dan prasarana transportasi, maka keberadaan dundung sedikit bergeser dalam masyarakat terutama pada generasi muda. Mereka lebih senang kepada musik-musik modern, terutama lagu-lagu Minang dan dangdut. Tetapi bukanlah semua bentuk dundung yang kurang digemari, karena dundung mempunyai berbagai fungsi positif dalam kehidupan seseorang.

Dundung dalam masyarakat suku Talang Mamak di desa Talang Gedabu adalah sebagai wahana pendidikan moral, agama, adat-istiadat, dan sosial. Namun pada akhir-akhir ini ada dundung yang kurang difungsikan oleh generasi muda, dundung tersebut adalah dundung bamuda/batandang (percintaan), sedangkan dundung-dundung yang lain masih tetap eksis di segala kalangan.

Bentuk-bentuk Teks Dundung
1. Berbentuk Pantun

Teks pantun pada dundung memiliki ciri khas sebagai berikut:

  1. Pantun pada teks dundung ada dua jenis, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris satu bait dan pantun yang terdiri dari enam  dan delapan  baris satu bait;
  2. Pantun   yang   lebih dari empat baris dalam satu bait seperti: pantun pada Dundung wakil pantun ke-2 (dua) terdiri dari enam baris; dundung dijalanan pantun ke-3 (tiga) dan ke-7 (tujuh) terdiri dari enam baris; dan   dundung   bamuda/batandang (percintaan)   pantun ke-7 (tujuh) terdiri dari delapan baris;
  3. Larik pantun pada teks Dundung ada yang terdiri dua periodus dan ada yang lebih;
  4. Tiap periodus ada yang terdiri dari dua kata dan ada pula yang lebih;
  5. Pola sajak (rima) akhir pantun yang terdiri dari empat baris satu bait, berupa sajak berselang (a-b-a-b), sedangkan pantun yang terdiri dari enam baris satu bait seperti pantun ke-2 (dua) pada Dundung wakil pola sajaknya adalah (a-b-c-a-c-b), pantun ke-7 (tujuh) pada Dundung di jalanan, pola sajaknya adalah (a-b-c-a-b-c).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *