Scroll ke bawah untuk melihat konten
KabarPelatihan

K3S Talang Muandau Taja Pelatihan dan Pendidikan Bagi Guru BMR

×

K3S Talang Muandau Taja Pelatihan dan Pendidikan Bagi Guru BMR

Sebarkan artikel ini
Kabid SD Kabupaten Bengkalis Khazali Abdulmutalif bersama narasumber Derichard H. Putra saat membuka pelatihan, Rabu (23/11/2022). Foto: Istimewa

DURI, BMR – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sekolah Dasar Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis melaksanakan pelatihan dan pendidikan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) tingkat SD se Kecamatan Talang Muandau. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari sejak Rabu hingga Jumat, 23-25 November 2022 yang bertempat di SDN 4 Talang Muandau.

Ketua K3S SD Talang Muandau, Ponirin mengungkapkan, pelatihan diikuti oleh 57 peserta dari seluruh SD se Kecamatan Talang Muandau. Setiap sekolah mengirim tiga orang utusan yang terdiri dari dua orang guru BMR atau guru kelas dan satu orang kepala sekolah.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

“Setiap sekolah mengirimkan tiga orang perwakilan yang terdiri dua orang guru, dan seorang kepala sekolah,” ujarnya.

Pelatihan ini, lanjut Ponirin, diharapkan mampu meningkatkan kompetensi guru-guru dalam meningkatkan pemahaman dan pengusaan materi ajar BMR serta mampu membuat perangkat pembelajaran khususnya BMR.

Ponirin mengaku, selama ini pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan muatan lokal Budaya Melayu Riau (BMR) belum pernah dilakukan. Ia berharap kegiatan ini berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga guru-guru BMR dan wali kelas semakin terasah kemampuan pengusaan materinya. Apalagi Perbub BMR Bengkalis sudah disahkan oleh Bupati Bengkalis, jelasnya.

Kepala Sekolah SDN 11 ini juga berharap peserta pelatihan mengikuti kegiatan ini dengan baik dan cermat. Apalagi narasumber didatangkan langsung dari Pekanbaru yang merupakan seorang penulis buku muatan lokal Budaya Melayu Riau (BMR).

Baca Juga:  Kadisdik Riau: Isentif Guru BMR SMA/SMK Dapat Diambil dari Bosda

“Narasumber sengaja kita datangkan dari Pekanbaru, yang juga merupakan penulis dari buku BMR, sehingga peserta diharapkan memiliki kompetensi yang baik setelah mengikuti pelatihan ini,” ungkapnya.

Ponirin juga mengapresiasi kepada semua Kepala Sekolah SD se Talang Muandau yang penuh dengan kekompakan dan kebersamaan dalam mengsukseskan kegiatan ini. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah SDN 4 Talang Mandau, Nur Hayati yang bersedia menjadi tuan rumah pada kegiatan ini.

“Sekolah tempat saya mengajar masih jauh sekitar 30 KM dari sini, dan jalannya belum di aspal. Untuk memudahkan narasumber dan peserta, kita pilih SD ini karena jalannya sudah sangat bagus,” tutupnya.

Sementara itu, Kabid SD Kabupaten Bengkalis Khazali Abdulmutalif yang membuka kegiatan menyebutkan, saat ini Pemerintah Kabupaten Bengkalis sangat serius dalam memperhatian muatan lokal Budaya Melayu Riau (BMR). Hal ini ditandai ketersediaan anggaran dan banyaknya pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi khusus untuk guru-guru muatan lokal Budaya Melayu Riau.

“Saat ini, lebih dari 11 kegiatan pelatihan dan pendidikan sedang dilaksanakan di Bengkalis yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru-guru BMR tingkat SD,” ujarnya bersemangat.

Khazali juga berharap, kedepannya Kabupaten Bengkalis segera memiliki kurikulum muatan lokal agar budaya Melayu di Bengkalis bisa masuk ke dalam materi pembelajaran.

“Kita belum memiliki kurikum muatan lokal. Tingkat SD dan SMP kurikulumnya di keluarkan oleh kabupaten. Tapi, kita sudah memiliki Perbub muatan lokal,” ujarnya.

Baca Juga:  Guru BMR Bandar Laksamana Antusias Ikuti Pelatihan Muatan Lokal Budaya Melayu Riau

Narasumber pelatihan, Derichard H. Putra dalam pemaparannya menjelaskan, materi pelatihan terdiri atas 13 tema utama. Tema-tema tersebut akan dibahas secara padat dan mendalam. Selain itu, peserta juga akan diberikan materi Teknik penyusun perangkat pembelajaran. Ia sangat yakin para peserta akan mampu mengikuti pelatihan ini dengan baik.

Penulis buku muatan lokal Budaya Melayu Riau ini juga menyebutkan banyak dari guru BMR bukan Orang Melayu dan tidak memiliki keilmuan yang berkaitan dengan budaya. Tapi, ia mengaku hal itu bukanlah permasalahan tapi adalah tantangan yang harus bisa diatasi secara Bersama-sama.

“Banyak guru-guru BMR bukan Orang Melayu dan tidak memiliki basis keilmuan tentang budaya, tapi itu bukanlah pemasalahan, itu adalah tantangan yang harus kita tuntaskan secara bersama-sama untuk memajukan budaya Melayu di tanah airnya sendiri” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *