Scroll ke bawah untuk melihat konten
Evaluasi BMR SMA/SMK/MA

Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 3 Kelas XII

×

Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 3 Kelas XII

Sebarkan artikel ini
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas XII SMA/SMK/MA ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: budayamelayuriau.org)

6. Cerminan dari sifat lemah semangat, berpikiran sempit, pemalu, cepat putus asa, dan tidak memiliki keberanian serta harga diri bagi orang Melayu disebut…
a. malu
b. rajuk
c. latah
d. aruk
e. amuk

Pembahasan:
Tenas Effendy di dalam “Tunjuk Ajar Melayu” (2013:383-384) menjelaskan, emosi perajuk adalah cerminan dari sifat lemah semangat, rendah hati, berpikiran sempit, pemalu, cepat putus asa, dan tidak memiliki keberanian serta harga diri. Orang Melayu sangat memantangkan anggota masyarakat memiliki sifat perajuk. 

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Jawaban: b. rajuk

7. Tingkat emosi orang Melayu yang paling rendah disebut…
a. malu
b. rajuk
c. latah
d. aruk
e. amuk

Pembahasan:
Amuk merupakan tingkat emosi orang Melayu yang paling rendah. Amuk dapat berupa gelap mata, naik darah, emosi yang tidak terkendali, atau membabi buta misalnya saat menghadapi lawan. Seseorang yang memakai emosi ini akan  menyerang tanpa pertimbangan akal sehat dan perasaan dengan tujuan hanya ingin melampiaskan amarah. Emosi amuk akan menghadirkan keberanian tanpa memperhitungkan. Sikap ini muncul ketika seseorang merasa dirinya diambang kekalahan ketika dalam perang atau perkelahian, dan tidak mau menyerah atau mengakui kekalahan.

Jawaban: e. amuk

8. “Di mana ranting dipatah disitu air diciduk” ungkapan tersebut dipakai orang Melayu untuk…
a. adat di negeri sendiri 
b. adat berkawan
c. adat di negeri orang 
d. adat bekerja
e. adat berubah tangga

Baca Juga:  Jawaban Esai BMR Kelas VIII Bab 2 Tunjuk Ajar Melayu tentang Jati Diri

Pembahasan:
Adat menjadi tata aturan yang harus dipakai orang Melayu dimana pun berada. Di dalam ungkapan adat disebutkan, di mana ranting dipatah di situ air diciduk, di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung. Penjelasan pepatah ini adalah apabila seseorang mencari penghidupan dan bekerja di negeri orang, hendaklah ikut membangun negeri tersebut, dan menghormati adat istiadat yang berlaku. 

Jawaban: c. adat di negeri orang 

9. Dalam kitab Babul al-Qawa‘id (1901) Kerajaan Siak Sri Indrapura terdapat pasal yang mengatur kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, juru tulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah. Hal tersebut tertuang dalam pasal…
a. pasal 4
b. pasal 5
c. pasal 7
d. pasal 7
e. pasal 8

Pembahasan:
Contoh lain adat yang diadatkan misalnya kitab “Bab al- Qawa‘id” (1901) Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Pasal empat
Kuasa melarang orang yang hendak menghadap Sri Paduka Sultan jikalau orang itu naik sahaja tidak memberi tahu kepada Penghulu Balai waktu Sri Paduka Sultan bersemayam.

Pasal lima
Kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar- besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, jurutulis-jurutulis yang bekerja datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah.

Pasal tujuh
Jikalau hamba rakyat atau siapa juga tiada dikecualikan orangnya hendak menghadap atau datang ke balai tiada boleh berkain gumbang seperti yang tersebut dalam “Ingat Jabatan” bahagian yang kesebelas pada pasal lima, maka jika berkain gumbang kuasa Penghulu Balai menghalaunya dikecuali jikalau orang terkejut di tengah jalan karena hendak meminta pertolongan kepada polisi apa-apa kesusahannya.

Baca Juga:  Jawaban Esai BMR Kelas X Bab 2 Bahasa Melayu Riau

Jawaban: b. pasal 5

10. Sebagian pendapat menyebut bahwa terdapat 2 gelombang kedatangan Melayu ke Nusantara yaitu Proto Melayu (Melayu Tua) dan Dutro Melayu atau (Melayu Muda). Proto Melayu diperkirakan datang pada…
a. 3000-2500 SM 
b. 2000-1500 SM
c. 1000-500 SM
d. 500-100 SM
e. 100-50 SM

Pembahasan:
Nenek moyang Melayu berkemungkinan berasal dari suku Dravida di India, Mongolia atau campuran Dravida dengan Aria yang kemudian kawin dengan ras Mongolia. Mereka berasal dari Yunan di Cina yang datang ke ke Nusantara dalam dua gelombang.  Kelompok pertama datang sekitar 3000-2500 SM yang disebut sebagai proto-Melayu (Melayu Tua). Di Indonesia, kelompok Melayu Tua menurunkan suku bangsa Gayo, Alas, Batak, Nias, Talang Mamak, Orang Laut, Batin, Kerinci, Mentawai, dan Enggano yang semuanya berada di Pulau Sumatera; suku Dayak di Pulau Kalimantan; serta orang Badui dan Tengger di Pulau Jawa. Selain itu, beberapa golongan etnik di Pulau Sulawesi juga merupakan keturunan suku bangsa Melayu Tua.

Kelompok berikutnya datang sekitar 300-250 SM yang disebut dutro-Melayu (Melayu Muda). Kelompok ini menempati daerah Semenanjung Malaka, pesisir timur Pulau Sumatera, dan Filipina. Kelompok ini berasimilasi dengan pendatang lain yang berasal dari India, Thailand, Arab, dan Cina. Saat ini menurunkan suku bangsa Aceh, Tamiang, Melayu Deli, Melayu Riau, Minangkabau, Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, Palembang, Orang Penghulu, Suku Pindah, Kutai, Minahasa, Berau, Bugis, Makassar, Sasak, dan Bali.

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Kelas VII SMP/MTs Bab 10

Jawaban: a. 3000-2500 SM 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *