Scroll ke bawah untuk melihat konten
Evaluasi BMR SMA/SMK/MA

Jawaban Esai Kelas X Bab 10 Etika Kepemimpinan Melayu

×

Jawaban Esai Kelas X Bab 10 Etika Kepemimpinan Melayu

Sebarkan artikel ini
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas X SMA/SMK/MA ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: budayamelayuriau.org)

II Esai

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

1. Jelaskanlah etika kepemimpinan dalam budaya Melayu Riau!

Jawaban:
Konsep dasar etika pemimpin dalam budaya Melayu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 persoalan. Keempat konsep tersebut yakni, sadar akan martabat diri, mengetahui martabat memimpin, menjaga martabat orang lain, dan mempertahankan martabat wilayah.

2. Bagaimana posisi pemimpin dalam kebudayaan Melayu Riau?

Jawaban:
Pemimpin dalam Melayu berkedudukan sebagai pelayan (khadam). Pemimpin dituntut lebih banyak berbuat untuk khalayak atau tidak mementingkan kesenangan diri sendiri. Meskipun sebagai pelayan, sesungguhnya pemimpin ditempatkan pada tempat yang mulia. Kemulian akan diperoleh bagi pemimpin yang telah berlaku adil dalam memimpin masyarakatnya.

Di dalam ungkapan disebutkan:
didahulukan selangkah
dilebihkan sehari
dilebarkan setapak tangan
ditinggikan seranting
dilebihkan sebenang

3. Jelaskanlah ruang lingkup apa saja yang termasuk ke dalam martabat negeri!

Menjaga martabat negeri adalah menjaga hutan tanah. Bila kampung tidak memiliki hutan tanah, maka dikatakan bahwa kampung tersebut kehilangan muruah (marwah). Kepemimpinan Melayu wajib mempertahankan martabat wilayah, termasuk hutan, sungai atau laut, tanah, dan lain sebagainya.

4. Jelaskan syarat-syarat untuk menjadi pemimpin dalam budaya Melayu!

Jawaban:
Syarat menjadi pemimpin dalam budaya Melayu merujuk pada syarat menjadi pemimpin dalam Islam. Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu, memilih pemimpin mesti karena tabliq, fathanah, amanah, dan shidiq
1. Shidiq
Sifat shidiq tergambar dalam kepribadian seseorang yakni pada perilaku, perkataan, perbuatan, dan tindakannya dapat dipercaya. Sikap jujur dianggap sebagai suatu keberanian mengakui kebenaran apa adanya. Maka, seorang pemimpin Melayu diharuskan memiliki sifat shidiq agar suara kebaikan tetap lantang terdengar dalam hidup dan kehidupan orang Melayu secara menyeluruh. 

Baca Juga:  Kunci Jawaban BMR Kelas VI SD/MI Bab 8 Permainan Tradisional dengan Peralatan

2. Amanah
Hakikat amanah yaitu menjaga dan menjalankan kewajibannya. Sifat amanah, taat, setia, teguh pendirian, dan ter­percaya amat dihormati orang Melayu, orang tua-tua Melayu mengatakan, bahwa sifat amanah mencerminkan iman dan takwa, menunjukkan sikap terpercaya, menunjukkan tahu tanggungjawab, jujur dan setia.
3. Fathanah, Cerdas atau Berilmu
Fathanah dapat diartikan secara umum sebagai cerdas atau kecerdikan dan kebijaksanaan. Sifat kecerdasan yang dimiliki oleh semua manusia berkaitan dengan pemikiran dan pengalaman (pendidikan). 
4. Tabliq
Pemimpin adil akan menciptakan rasa nyaman dan aman dalam kehidupan bermasyarakat. Perlakuan pemimpin yang mengutamakan keadilan dalam setiap persoalan kehidupan menjadi tiang tonggak keutuhan bermasyarakat. Sifat tabliq juga memiliki arti komunikatif. Seseorang yang memiliki sifat tabligh akan menyampaikan dengan benar dengan tuturan yang tepat. 

5. Jelaskan syarat-syarat mengganti pemimpin dalam budaya Melayu!

Jawaban:
Berikut syarat mengganti pemimpin dalam adab Melayu.
1. Idap menahun yang diderita seseorang yang tengah memimpin. Idap yang dimaksud adalah idap sakit jasmani atau rohani. Biasanya jika seorang pemimpin telah mengidap sakit dan tiada hilang kesadaran, ia akan meminta untuk digantikan. Misalnya, seorang datuk (mamak/engku/paman) yang sakit akan meminta digantikan oleh kemenakannya yang dipercayai mampu memimpin puak atau kaumnya.

2. Pemimpin yang melanggar kepatutan atau tidak taat pada hukum yang disepakati bersama. Perilaku melanggar kepatutan dikatakan dalam ungkapan pemimpin tiada boleh terpijak arang. Pemaknaan arang bagi orang Melayu adalah benda yang tiada akan berubah warna jika dibasuh dengan air limau dan air mawar sekalipun. Maka ungkapan pemimpin tiada boleh terpijak arang dapat dimaknai seseorang pemimpin yang telah berbuat malu. Perbuatan malu tersebut bukan hanya dilakukan seorang pemimpin saja, tetapi juga berkenaan dengan anak dan istrinya.

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 7 Kelas X

3. Seorang pemimpin yang menghilang tiada tahu alamnya. Kepergiannya tiada meninggalkan kabar. Bagaikan batu jatuh ke lubuk yang dalam dan hilang. Ketiadaan pemimpin tentulah menjadikan orang yang dipimpin tak tahu arah.  Pemimpin tiada boleh terpijak ke lapik orang. Maksud ungkapan ini berkenaan dengan hakikat kepemimpinan. Seorang yang berlaku merugikan orang lain atau merampas hak orang lain tiada boleh dipatuhi sebagai pemimpin. Pemimpin demikian dianggap tidak patut dan kehilangan wibawa.

4. Ukur sudah janjipun sampai maka pemimpin dapat diganti sesuai ketentuan. Takdir seorang manusia berpulang ke rahmatullah itu pasti adanya. Tiada kemampuan manusia dalam menolak kematian    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *