Soal-soal evaluasi ini merujuk kepada buku siswa Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas X terbitan Narawita Swarna Persada. Buku ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Klik di sini untuk melihat tinjauan buku.
Mata Pelajaran: Budaya Melayu Riau (BMR)
Kelas: X SMA/SMK/MA
Bab 2: Bahasa Melayu Riau
I Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Prasasti Kedudukan Bukit telah ada pada tahun…
a. 683 M
b. 684 M
c. 685 M
d. 686 M
e. 687 M
Pembahasan:
Bahasa proto dan deutro-Melayu yang dapat dikenal tertuang dalam prasasti-prasasti seperti berikut:
prasasti di Kedukan Bukit, Palembang (683 M);
prasasti di Talang Tuwo, dekat Palembang (684 M);
prasasti di Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M); dan
prasasti di Karang Berahi, Meringin, daerah Hulu Jambi (686 M).
Jawaban: a. 683 M
2. Bahasa Melayu kuno mencapai puncak kegemilangan pada abad…
a. ke-4 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
b. ke-5 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
c. ke-6 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
d. ke-7 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
e. ke-8 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
Pembahasan:
Sejumlah pakar sepakat mengatakan bahwa prasasti-prasasti atau batu bersurat tersebut ditulis dalam bahasa Melayu dengan kategori kuno memakai huruf Pallawa. Bahasa ini mencapai kegemilangan pada abad ke-7 sampai 13 yakni pada masa Sriwijaya. Bersamaan dengan kejayaan Sriwijaya yang dicatat oleh pedagang maupun rahib asing, dapat disebutkan bahwa bahasa Melayu kuno menjadi lingua franca—dipakai dalam berbagai keperluan baik untuk pemerintahan maupun pedagang antar bangsa. Penuturnya tersebar di kawasan Selat Malaka.
Jawaban: d. ke-7 sampai 13 pada masa kerajaan Sriwijaya
3. Dalam istilah linguistik (bahasa) lingua franca berarti…
a. bahasa dasar
b. bahasa dagang
c. bahasa pengantar
d. bahasa Indonesia
e. bahasa asing
Pembahasan:
Sejumlah pakar sepakat mengatakan bahwa prasasti-prasasti atau batu bersurat tersebut ditulis dalam bahasa Melayu dengan kategori kuno memakai huruf Pallawa. Bahasa ini mencapai kegemilangan pada abad ke-7 sampai 13 yakni pada masa Sriwijaya. Bersamaan dengan kejayaan Sriwijaya yang dicatat oleh pedagang maupun rahib asing, dapat disebutkan bahwa bahasa Melayu kuno menjadi lingua franca—dipakai dalam berbagai keperluan baik untuk pemerintahan maupun pedagang antar bangsa. Penuturnya tersebar di kawasan Selat Malaka.
Jawaban: c. bahasa pengantar