Scroll ke bawah untuk melihat konten
Evaluasi BMR SMA/SMK/MA

Jawaban Esai BMR Kelas X Bab 1 Pandangan Budaya  Melayu Riau Terhadap Alam

×

Jawaban Esai BMR Kelas X Bab 1 Pandangan Budaya  Melayu Riau Terhadap Alam

Sebarkan artikel ini
Buku Muatan Lokal Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas X SMA/SMK/MA ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: budayamelayuriau.org)

Soal-soal evaluasi ini merujuk kepada buku siswa Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas X terbitan Narawita Swarna Persada. Buku ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Klik di sini untuk melihat tinjauan buku.

Mata Pelajaran: Budaya Melayu Riau (BMR)
Kelas: X SMA/SMK/MA
Bab 1: Pandangan Budaya  Melayu Riau Terhadap Alam

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

II Esai
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan ringkas!

1. Jelaskan kedudukan alam (hutan-tanah) dalam budaya Melayu!

Jawaban:
Hutan-tanah bagi masyarakat Melayu Riau adalah ruang hidup (lebensraum) komunal dengan urutan fungsi sebagai berikut:

1. Penanda Eksistensi dan Marwah
Sebagai lambang tuah dan marwah, harkat dan martabat suatu kaum, suku dan puak. Masyarakat adat yang tidak memiliki hutan-tanah dianggap sebagai masyarakat “terbuang”, hidup menumpang dan oleh karena itu dipandang “malang”. Konsekuensinya orang Melayu wajib membela-pelihara hutan-tanahnya sebagai wujud dari penjagaan harkat, martabat, tuah dan marwah. Ungkapan adat: Barangsiapa tidak berhutan-tanah – hilang tuah habislah marwah; Apabila hutan-tanah sudah hilang – hidup hina marwah terbuang.

2. Sumber Falsafah dan Dinamika Kebudayaan
Hutan-tanah dengan segala isinya adalah sumber etika dan nilai-nilai yang mewujudkan ”tunjuk ajar” dalam kehidupan sebagai penanda tanda orang memegang adat – alam dijaga, petuah diingat; tanda orang memegang amanah – pantang merusak hutan-tanah; tanda orang berpikiran panjang – merusak alam ia berpantang. Oleh karena itu, apabila hidup hendak senonoh – hutan-tanah dijadikan contoh; apabila hidup hendak selamat – hutan-tanah jadikan ibarat; apabila hidup hendak berilmu – hutan-tanah jadikan guru; apabila hidup hendak terpuji – hutan-tanah disantuni.

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Kelas VIII SMP/MTs Bab 10

3. Sumber Nafkah
Hutan-tanah dengan segala isinya dijadikan sumber pemenuhan nafkah setiap makhluk. Asas ini mengharuskan bahwa pemanfaatan hutan-tanah dilakukan dengan afrif dan bijak, cermat dan hemat, supaya manfaatnya dapat berlanjut turun-temurun.

2. Mengapa alam sangat penting bagi orang Melayu sehingga alam menjadi marwah yang perlu dijaga keberlangsungannya?

Jawaban:
Alam bagi orang Melayu berfungsi sebagai ruang hidup yaitu tempat berkeluarga dan berkampung, sumber nafkah dan sumber pengetahuan

3. Jelaskan bagaimana sistem pemanfaatan hutan-tanah dalam budaya Melayu!

Jawaban:
Pemanfaatan hutan tanah dapat dibagi 3 yaitu:
1. pemanfaatan menurut adat misalnya rimba larangan, sungai larangan, lubuh larangan
2. pemanfaatan untuk kepentingan pribadi misalnya berkebun, berladang
3. pemanfaatan untuk kepentingan bersama misalnya pembangunan masjid, balai adat,

4. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana tentang makna yang terkandung dalam ungkapan lebih baik mati anak dari pada mati adat!

Jawaban:
Maksud ungkapan ini adalah meletakkan adat pada posisi tinggi atau mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi

5. Jelaskan bagaimana alam (hutan-tanah) menjadi sumber falsafah dan dinamikan kebudayaan bagi orang Melayu!

Jawaban:
Hutan-tanah dengan segala isinya adalah sumber etika dan nilai-nilai yang mewujudkan ”tunjuk ajar” dalam kehidupan sebagai penanda.

Di dalam ungkapan dijelaskan sebagai berikut:
tanda orang memegang adat
alam dijaga, petuah diingat

tanda orang memegang amanah
pantang merusak hutan-tanah

Baca Juga:  Jawaban Esai BMR Kelas IX SMP/MTs Bab 10 Seni Bina Melayu Riau

tanda orang berpikiran panjang
merusak alam ia berpantang

apabila hidup hendak senonoh
hutan-tanah dijadikan contoh

apabila hidup hendak selamat
hutan-tanah jadikan ibarat

apabila hidup hendak berilmu
hutan-tanah jadikan guru

apabila hidup hendak terpuji
hutan-tanah disantuni

Rujukan:
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas X. Pekanbaru: Penerbit Narawita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *