Scroll ke bawah untuk melihat konten
Evaluasi BMR SMA/SMK/MA

Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 3 Kelas XI

×

Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 3 Kelas XI

Sebarkan artikel ini
Buku Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas XI SMA/SMK/MA ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: budayamelayuriau.org)

Mata Pelajaran: Budaya Melayu Riau (BMR)
Kelas: XI SMA/SMK/MA
Bab 3: Tunjuk Ajar Jati Diri dalam Pergaulan Masyarakat Melayu

Soal-soal evaluasi ini merujuk kepada buku siswa Muatan Lokal (Mulok) Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas XII terbitan Narawita Swarna Persada. Buku ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. Klik di sini untuk melihat tinjauan buku.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

I. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!

1. Jati diri orang Melayu dapat ditandai dalam tiga aspek dasar yang menjadi pengekal dari kemelayuannya. Ketiga aspek dasar tersebut adalah…
a. agama Islam, pakain diri, dan adab
b. agama Islam, resam Melayu, dan bahasa Melayu
c. agama Islam, adat, dan adab
d. agama Islam, resam Melayu, pakaian diri
e. agama Islam, adat Melayu, dan budi bahasa

Pembahasan:
Jati diri orang Melayu dapat ditandai dalam tiga aspek dasar yang menjadi pengekal dari kemelayuannya, yaitu agama Islam, resam Melayu, dan bahasa Melayu. Dari tiga aspek tersebut, agama Islam adalah hal yang paling mutlak yang tidak bisa ditanggalkan, dilepaskan, ataupun ditawar. Ia menjadi harga mati dalam Melayu itu sendiri. Sehingga sering didengar bahwa masuk Melayu adalah masuk Islam, dan keluar dari Islam berarti keluar dari kemelayuan.

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Kelas VIII SMP/MTs Bab 8

Jawaban: b. agama Islam, resam Melayu, dan bahasa Melayu

2. Tingkatan bahasa yang digunakan oleh orang yang lebih muda kepada orang lebih tua disebut…
a. bahasa mendaki
b. bahasa menurun
c. bahasa tinggi
d. bahasa mendatar
e. bahasa melereng

Pembahasan:
Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa.

a) Bahasa Mendaki
Kata mendaki digunakan untuk bertutur sapa terhadap orang tua-tua yang harus dihormati dan disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak saja terbatas tua dalam artian umur, tetapi juga kepada guru, pimpinan, ataupun rasi yang lebih tinggi yaitu saudara yang secara umur lebih muda tetapi secara garis keturunan lebih tinggi, misalnya adik ibu yang usianya lebih muda. Di dalam interaksi sehari-hari, penggunaan kata mendaki hendaklah terkesan meninggikan martabat atau dengan gaya menghormati.

b) Bahasa Mendatar
Kata mendatar yakni cara berkomunikasi terhadap teman sebaya. Pola kata mendatar diperbolehkan bebas memakai kata-kata dan gaya. Mulai dari gaya terus terang, jenaka, kiasan bahkan saran dan sindiran ataupun kritik. Namun, bukan berarti gaya bahasa ini dapat berbicara sesuka hati tapa melihat situasi dan kondisi dari lawan berbicara. Nilai-nilai sopan santun tetap dijaga untuk menghindari kemungkinan menyakiti teman sebaya tersebut. 

c) Bahasa Melereng
Kata melereng merupakan adab berbicara dengan orang semenda. Di dalam adat kata melereng, seseorang tidak diperbolehkan berbicara secara bebas atau langsung. Orang semenda dalam masyarakat adat, di samping dipanggil dengan gelar juga dipakai gaya berkias atau kata perlambangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan orang semenda tersebut. 

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 4 Kelas XII

d) Bahasa Menurun
Kata menurun yakni cara berkomunikasi dengan kanak-kanak atau kepada orang yang usianya lebih muda. 

Jawaban: a. bahasa mendaki

3. Bahasa dalam adat dan budaya Melayu memiliki fungsi yang utuh. Berikut ini yang termasuk fungsi bahasa yang utuh adalah…
a. sebagai alat komunikasi 
b. sebagai cermin budi
c. sebagai penanda jati diri 
d. semua salah
e. a, b, dan c, benar

Pembahasan:
Adat budaya Melayu mengajarkan bahwa bahasa memiliki fungsi yang utuh, yaitu:

  • alat komunikasi. Menyampaikan, menerima pesan, pernyataan pikiran dan perasaan,
  • penanda jati diri. Menunjukkan siapa dan dari mana orang tersebut,
  • cerminan budi. Memantulkan gambaran pribadi seseorang sebagai makhluk sosial.

Jawaban: e. a, b, dan c, benar

4. Orang yang dapat dijadikan panutan dan suri tauladan, tempat bertanya, pelindung, dan sebagainya disebut dengan…
a. alim ulama
b. kaum cendekia
c. orang patut
d. guru ngaji
e. ibu bapak

Pembahasan:
Orang patut adalah orang yang dapat dijadikan panutan dan suri tauladan, tempat bertanya, pelindung, penunjuk jalan,  serta mampu menyelesaikan yang kusut dan menjernihkan yang keruh, baik dalam agama, adat, ataupun pemerintahan. Orang patut mempunyai kearifan bertindak dalam menyelesaikan masalah, dan ketajaman berfikir dalam menemukan gagasan dan ide. Petuah nasihatnya selalu didengar dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh anggota masyarakat.

Baca Juga:  Jawaban Esai BMR Kelas X Bab 2 Bahasa Melayu Riau

Jawaban: c. orang patut

5. Ungkapan yang biasa digunakan orang Melayu untuk mengatakan orang yang melanggar adab disebut…
a. tak beradab
b. tak beradat
c. tak berbudi
d. kurang beradab
e. salah adab

Pembahasan:
Orang Melayu memegang teguh tata aturan dalam kehidupan sosial masyarakat. Tata aturan tersebut menjadi pegang pakai dalam tradisi yang selalu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pepatah disebutkan, hidup di kandung adat, mati di kandung bumi, bermakna bahwasanya manusia yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat haruslah memaknai dan menggunakan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Keharusan tersebut beribarat sebagaimana manusia mati haruslah dikebumikan. Pada pepatah lain, biar mati anak asal jangan mati adat bermakna betapa pentingnya kedudukan dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu. Oleh karena itu, sebutan “tak beradat” atau “tak tahu adat” menjadi sangat memalukan.

Jawaban: b. tak beradat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *