Mata Pelajaran: Budaya Melayu Riau (BMR)
Kelas: XII SMA/SMK/MA
Bab 5: Kreasi Pakaian Melayu Riau
Soal-soal evaluasi ini merujuk kepada buku siswa Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) K13 Kelas XII.
Klik di sini untuk melihat tinjauan buku.
I Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Pakaian Melayu harus memiliki kualitas kecantikan seri gunung dan seri pantai. Ungkapan tersebut bermakna…
a. bergelombang dan berawan
b. hijau meneduhkan
c. indah dilihat dari jauh dan cantik dipandang dari dekat
d. indah dilihat cantik dipandang
e. cantik, anggun, dan indah
Pembahasan:
Pakaian Melayu harus memiliki kualitas kecantikan yang diistilahkan seri gunung dan seri pantai. Hal itu berarti, pakaian harus indah dilihat dari jauh dan cantik pula dipandang dari dekat. Lebih dari itu, ungkapan tersebut menyiratkan pula bahwa pakaian haruslah indah dipandang oleh mata (lahiriah) elok ditilik oleh mata hati (batin). Dengan kualitas seperti itulah, pakaian—seperti dinukilkan oleh pengarang Melayu lama Ahmad Rijaluddin— memiliki kualitas lima perdana yang bernilai tujuh laksana, atau kecantikan kelas satu yang patut diberi nilai tujuh bintang.
Jawaban: c. indah dilihat dari jauh dan cantik dipandang dari dekat
2. Penilaian keindahan pakaian Melayu di istilahkan lima perdana yang bernilai tujuh laksana. Ungkapan tersebut bermakna…
a. lima kecantikan dengan nilai tujuh bintang
b. keindahan dan kecantikan serupa tujuh bintang
c. kecantikan kelas satu dengan nilai tujuh bintang
d. kecantikan laksana tujuh bintang
e. lima kencatikan dan tujuh keanggunan
Pembahasan:
Pakaian seperti dinukilkan oleh pengarang Melayu lama Ahmad Rijaluddin, memiliki kualitas lima perdana yang bernilai tujuh laksana, atau kecantikan kelas satu yang patut diberi nilai tujuh bintang.
Jawaban: c. kecantikan kelas satu dengan nilai tujuh bintang
3. Motif adalah hasil dari kreasi manusia. Dalam budaya Melayu, motif selalu disebut dengan istilah…
a. ragi atau corak
b. batik
c. lukisan
d. rupa
e. model
Pembahasan:
Motif disebut juga dengan ragi, atau corak sebuah ragam hias. Motif dasar Melayu pada umumnya merupakan gambaran dari simbolisasi alam yang terdiri dari flora, fauna, dan benda-benda alam lainnya. Inspiratif dari alam tersebut kemudian direka-reka dengan bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya maupun dalam bentuk yang sudah diabstraksikan atau dimodifikasi (kreasi) sehingga tak lagi menampakkan wujud aslinya.
Jawaban: a. ragi atau corak
4. Dalam budaya Melayu dikenal ungkapan, pantang memakai memandai-mandai. Maksud dari ungkapan tersebut adalah…
a. pakaian harus sesuai corak dan jahitnya
b. pakaian tidak boleh terbuka
c. pakaian harus bersih dan wangi
d. pakaian tidak boleh dikenakan secara senonoh
e. pakaian cantik dan mahal
Pembahasan:
Proses kreasi dalam menenun tidak hanya menghasilkan pakaian yang bernilai pragmatis, tetapi juga harus bernilai religius, adat dan kultural, etis, dan estetis. Itulah sebabnya, dalam budaya Melayu dikenal ungkapan; pantang memakai memandai-mandai. Dengan demikian, pakaian dan hal-hal yang berkaitan dengan pakaian tidak boleh dikenakan secara senonoh, tetapi harus mengikuti ketentuan yang sudah diatur adat istiadat.
Jawaban: d. pakaian tidak boleh dikenakan secara senonoh
5. Kain batik sering juga disebut dengan…
a. cindai
b. sindai
c. kebaya
d. belacu
e. satin
Pembahasan:
Seni tenun di Riau sebagai karya seni indah dengan motif-motif dan gaya khas. Bahkan apa yang dikenal di daerah lain sebagai kain batik, Riau lebih awal menciptakannya dan dikenal di Siak, Inderagiri, Daik (Pulau Lingga), dan Dabo (Pulau Singkep) dengan sebutan Cindai. Kain cindai yang merupakan busana Melayu biasanya dikenakan pada hari besar keagamaan, perkawinan, khitanan, upacara adat dan ketika menyambut tamu penting. Pada hari-hari biasa, busana cindai dipakai oleh para keluarga istana, petinggi kerajaan, dan para datuk.
Jawaban: a. cindai