Scroll ke bawah untuk melihat konten
Adat & AdabUtama

Adat dalam Upacara Daur Hidup

×

Adat dalam Upacara Daur Hidup

Sebarkan artikel ini
Pengantin mengaitkan kedua jari kelingking sebagai bentuk kebersatuan dan kebersamaan dalam menata kehidupan berumah tangga. (foto: budayamelayuriau.org)

d. Antar Tanda Pertunangan
Upacara antar tanda dilakukan setelah pinangan diterima.  Tanda ini hakikatnya adalah pernyataan kesungguhan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, dan juga wujud dari persetujuan penerimaan pinangan yang akan mengikat kedua belah pihak. Mengantar tanda dilakukan apabila kedua belah pihak telah sepakat mengenai perlengkapan yang akan dibawa dan waktu pelaksanaannya.

e. Antar Belanja
Antar belanja merupakan kegotongroyongan dalam membantu pihak keluarga perempuan dalam pelaksanaan hari langsung atau bersanding. Upacara ini ditandai dengan kedatangan pihak keluarga laki-laki sambil menyerahkan sejumlah uang dan perlengkapan lainnya yang telah disepakati saat meminang. Selain menyerahkan uang, dalam antar belanja juga membicarakan waktu pelaksanaan perkawinan

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

f. Berinai
Berinai dilaksanakan pada malam hari sehingga selalu disebut malam berinai. Berinai yang dilangsungkan sehari sebelum akad nikah dinamakan berinai curi, sedangkan setelah akad nikah disebut berinai besar. Prosesi berinai diiringi dengan berzanji dan marhaban. Pada beberapa daerah juga diiringi dengan tari cecah inai.

g. Akad Nikah
Akad nikah atau ijab kabul merupakan proses ikatan suci berupa perjanjian antara laki-laki dan wali dari perempuan yang dilaksanakan berdasarkan syariat Islam. Upacara ini dipimpin oleh seorang penghulu nikah yang dibantu oleh dua orang saksi, beserta pengantin laki-laki dan seorang wali dari pihak perempuan.

Baca Juga:  Berinai: Fungsi dan Tatacara Pelaksanaan

h. Berandam
Berandam dilakukan oleh pengantin perempuan yang dimaksudkan untuk membersihkan diri dan kecantikan. Beradam meliputi bercukur dan memotong anak rambut dan pelipis. Alat berandam terdiri dari pisau cukur, beras putih dalam pinggan, kelapa berukir, benang putih, lilin putih, lilin lebah, bedak kuning, bedak sejuk dan celak. Alat-alat berandam diletakan di atas dulang baki. Prosesi berandam dilaksanakan oleh mak andam.

i. Hari Langsung
Hari langsung atau bersanding merupakan puncak dari prosesi perkawinan. Pada hari ini dilaksanakan serangkaian upacara sebagai berikut:

1) khatam Al-Qur’an
Khatam Al-Qur’an dilaksanakan setelah akad nikah atau sebelum bersanding. Pada umumnya dilakukan oleh pengantin perempuan, namun kadang juga dilakukan oleh pengantin laki-laki. Upacara ini bermakna bahwa pengantin telah mengkhatamkan Alquran sebagai tanda istri saleh, dan telah memahami kandungan di dalamnya sebagai pegangan dalam memasuki kehidupan berumah tangga. 

2) berarak
Berarak merupakan berjalan beriringan yang dilakukan secara bersama-sama. Pada wilayah masyarakat adat dan suku asli, rarak dikenal dengan dua jenis yaitu rarak kecil dan rarak besar. Perbedaan kedua jenis rarak tersebut terletak pada musik pengiring yang menyertainya. Rarak kecil tidak memakai gondang beredung (celempong oguang), sedangkan rarak besar disertai dengan gondang beregung. Berarak dilakukan dengan iringan gendang beregung atau musik kompang.

3) membuka pintu
Pada saat memasuki rumah pengantin perempuan, pengantin laki-laki dihadang sehelai kain di depan pintu rumah. Kain penghalang dibuka dengan silat dan berbalas pantun oleh kedua belah pihak. Hal ini bermakna bahwa untuk mendapatkan pengantin memerlukan pengorbanan dan perjuangan.

Baca Juga:  Prosesi Pelaksanaan Tepuk Tepung Tawar

4) bersanding
Kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan yang telah dipersiapkan. Pengantin laki-laki duduk di sebelah kanan pengantin perempuan. Hal ini bermakna bahwa pengantin laki-laki siap membimbing dan melindungi sang istri.

j. Menyembah Mertua
Menyembah mertua atau manjalang orang tua dilakukan oleh kedua pengantin kepada orang tua laki-laki. Prosesi ini sebagai bentuk pengabdian menantu kepada mertuanya, dan juga permintaan maaf dari pengantin laki-laki karena akan meninggalkan rumah dan tinggal di rumah pihak perempuan. Pada saat menyembah mertua, menantu perempuan membawa rantangan yang berisi nasi dan kue-mueh.

5.    Kematian
Secara umum, upacara pada kematian diperingati dengan yasinan dan kenduri yang dilaksanakan berdasarkan waktu-waktu tertentu, misalnya meniga hari (hari ketiga setelah kematian), menuju hari (hari ketujuh), empat puluh hari (hari ke empat puluh), dan seratus hari (hari keseratus setelah kematian). Beberapa tradisi yang dilaksanakan pada masa ini di antaranya adalah ziarah kubur dan menambak.

Rujukan:
Taufik Ikram Jamil, dkk. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA kelas X. Pekanbaru: Penerbit Narawita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *