Scroll ke bawah untuk melihat konten
Uncategorized

Zapin

×

Zapin

Sebarkan artikel ini

ZAPIN adalah seni tari rakyat yang populer dan hidup di kalangan masyarakat pesisir Riau dan Kepulauan Riau yaitu di wilayah bekas kerajaan Siak, bekas kerajaan Lingga Riau (Daik) dan pulau Singkep (Dabo), Pulau Penyengat, Pulau Tujuh, Tembilahan, Tanjungpinang (Bintan), dan Bengkalis. Semula ditarikan oleh kaum lelaki, kemudian menjadi tari muda-mudi.

Di antara suku Melayu di nusantara, kata zapin mempunyai banyak padanan kata. Di Deli dan Riau disebut zapin, di Jambi dana sarah, dan di Lampung bedana. Di Jawa dan Madura tari itu dikenal sebagai zafin, di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku jepin atau jepen; dan di Nusa Tenggara dani-dana. Alat yang mengiringi tarian ini adalah sebuah gambus, tiga buah marwas dan sebuah gong.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Gerak tari Zapin menitikberatkan pada gerak kaki. Gerak isyarat tangan, lengan bertindak sebagai penyeimbang dan mempunyai bentuk sendiri: mengayuh sam­pan, mengayun bebas, memegang bagian depan kemeja dengan satu tangan dan tangan lain di belakang, telapak tangan terbuka atau mengepal dengan jari telunjuk menunjuk dengan anggun.

Masyarakat yang mempunyai tradisi zapin umumnya suku Melayu; sedang di Jawa, Madura, dan Nusa Tenggara hanya dikenal pada masyarakat keturunan Arab. Oleh karenanya, dapat dibedakan antara zapin Arab dan zapin Melayu. Zapin Arab begitu melembaga dalam pengertian gaya dan musik pengiring sehingga dapat dibawakan oleh penari mana pun. Zapin Melayu sangat beragam. Di Sumatera, contohnya, mempunyai zapin Deli, zapin Siak, zapin Pulau Penyengat, zapin Tembilahan, dan zafin Palembang. Semua berkait dalam pola tari dan musik pengiring, namun berbeda dalam hal gaya.

Zapin Arab
Zapin Arab (zafin hajjir marawis) berasal dari gendang marwas atau gendang hajjir bersisi dua kepala sebagai pengiring. Kedua sisi gendang—marwas, bergaris tengah 15-20 cm, dan hajjir, bergaris tengah 30-40 cm—diberi selaput ketat dari kulit anak sapi atau kambing. Susunan nada dibawakan oleh seruling bambu berlubang lima, madruf. Zafin hajjir marawis dimulai dengan julus, yakni sepasang penari pria berhadapan dengan pemusik. Ketika musik dimulai, penari berdiri dalam sikap qiyam dan memberi hormat kepada pemusik dengan tangan diangkat dan telapak tangan dikatupkan. Mereka melangkah maju mundur bersamaan dengan musik sambil menyesuaikan diri dengan irama dan tempo musik. Ketika sudah menyatu dengan alunan musik, mereka bergerak membentuk angka delapan. Langkah dasar ini diulang setelah menyelesaikan langkah atau gerakan tari; diikuti oleh tahtoh, yaitu gerak melangkah maju, ganti satu kaki ke belakang, kemudian berputar di tempat dan duduk dengan satu kaki dilipat.

Zapin Melayu
Zapin Melayu mempunyai banyak gaya dan langkah sesuai daerahnya. Pola tari serupa dengan zapin Arab. Tari dibuka dengan, salam penghormatan yang dilakukan dengan berdiri, atau duduk (duduk sembah), diikuti langkah buka, langkah tari, tahtim, langkah tari, dan tahtoh penutup atau sembah penutup. Jumlah langkah tari yang digunakan masing-masing zapin tergantung si penari.

Zapin Melayu berbeda dengan zapin Arab dalam hal penari menghadap penonton dan bukan pemusik. Langkah pembuka sederhana, hanya melangkah maju, berjingkat dengan kaki rapat setiap empat hitungan, menekan atau menyapu lantai dengan tumit, atau mengangkat satu kaki, berputar 180°, kembali pada sikap semula dengan langkah sama, dan kembali ber­putar 180° sehingga akhirnya menghadap ke penon­ton. Instrumen musik pengiring sama dengan zafin gambus.

Beberapa zapin Melayu menggunakan peralatan tari dan nama tarinya sesuai dengan nama peralatan tari tersebut. Teknik ini terutama masyhur di Kali­mantan Barat tempat didapati tarian seperti jepin tembung (tiang), jepin kerangkang (jala ikan), jepin payung, dan jepin selendang. Waktu Pertunjukan Zapin umumnya dipentaskan pada acara-acara tertentu, seperti upacara, khitanan, pemandian, dan peringatan hari raya Islam. Pada awalnya para penari semuanya lelaki, menari berpasangan dengan mengenakan sarung, kemeja, dan kopiah hitam, atau teluk belanga dengan tari zapin bentuk perluasan dari pukulan gendang keras dalam tiga bait dan  kadensa, yaitu bagian penghabisan lagu musik zapin ragam gerak melompat: berbelok berdiri dengan lututditekuk rendah, serta berpola mamas tiga bait dengan nyaring (kedua satuan ABC diulang bergantian).

Tari Zapin
Pola tari dikelompokkan ke dalam setiap unit musik ABC yang diulang-ulang sesamping songket (sarung tenun songket benang emas) dan ikat kepala lacak atau destar. Zapin Arab tetap dibawakan oleh penari lelaki, tetapi zapin Melayu sekarang juga dibawakan oleh kelompok penari perempuan, atau lelaki dan perempuan. Penari perempuan mengenakan sarung songket, baju kurung atau kebaya panjang, dan selendang. Selendang mungkin dikenakan menutupi rambut, diselempangkan menyilang dada, atau mengikat pinggang. Bila rambut tidak ditutupi, selendang disangkutkan pada sanggul dan dihias dengan beberapa sunting (hiasan penjepit rambut) atau bunga-bunga.

Tari Zapin Riau
Dipengaruhi semangat kelautan seperti kesan “Ombak Mengalun” “Aluh Gelombang”, “Mengayuh “ atau “Mendayung”. Untuk mempertegas lagi bagian ini justru ada pada tarian zapin yang terdapat di Pulau Tujuh dikenal dengan nama “Zapin Tali”, “Zapin Tembung”, dan “Zapin Tempurung”. Pengolahan gerak struktur pergerakannnya sudah sangat tematik hanya saja tarekh dan siapa penciptanya tidak diketahui, seperti pencipta tari zapin yang lain.

Pengaruh lain meski kurang dominan adalah kehidupan satwa dan unggas, dalam hal ini keluang dan ayam, di dalam tari Zapin tertentu dikenal nama ragam gerak “siku keluang”, “singke”, “catuk”.

Pengaruh berikutnya adalah pada perilaki komunitas pelaku masyarakatnya yaitu olahan gerak (minimitis) seperti menyeberang parit, meniti di atas sebatang pokok kayu yang rebah di atas permukaan parit, berjalan, melangkah, melompat, bertani, berkebun, menentukan arah, membuat dan memasang jerat. Dapat dilihat pada ragam tari zapin seperti: “titi batang”, “langkah biasa” (1 s.d. 8-12), “mata angin”, “sentak jerat”, “jeruk manis”, dari serengkil tajuk ragam pada sebuah reportoar zapin.

Ragam-ragam gerak yang terdapat pada tari zapin sebahagian besar nama dan dasar gerak diilhamkan dari kehidupan alam sekitarnya seperti Ragam Alif – adalah ragam awal zapin dimulai tanda kebesaran Tuhan; Ragam  Siku  Keluang  –  merupakan  mimik dari pergerakan keluang; Ragam Titi Batang – mengambarkan tingkah laku manusia yang berjalan meniti sebatang kayu yang dipergunakan sebagai jambatan, dan Ragam Anak Ayam Patah – meniru kaki anak ayam patah berjalan diiringi  dengan lagu Zapin Anak Ayam Turun Sepuluh.

Bunga atau Ragam Zapin
Tari zapin yang terdapat di Siak Sri Indrapura memiliki berbagai macam bunga atau ragam. Dari hasil pemantauan atau penyelidikan yang pernah dilakukan, puluhan macam bunga atau ragam zapin telah disenaraikan. Di antaranya yang terkenal adalah:

Langkah 1-8, disebut Langkah Biasa atau Langkah Dasar
Ragam Alif, untuk permulaan tari
Ragam Alif Sembah
Ragam Titi Batang
Ragam Fusing Tengah
Ragam Dut
Ragam Sut Depan
Ragam Sut Maju Mundur
Ragam Siku Keluang
Ragam Siku Keluang Sembah
Ragam Menyambar
Ragam Mata Angin
Ragam Pecah Lapan
Ragam Pecah Lapan Sut
Ragam Anak Ayam Patah
Ragam Minta Tahto atau Tahtim
Ragam Tahto atau Tahtim

Masing-masing gerak, bunga atau ragam zapin Siak mengandungi makna tersendiri. Di samping bunga zapin makna juga terselit pada setiap pergerakan di luar ragam-ragam tersebut. Pergerakan duduk bersimpuh bertegak lutut memberi makna persiapan untuk menghadapi masa idapan. Tangan kiri pada posisi menyiku ke hadapan dengan jari separuh menggenggam bermakna masyarak selalu siap memikul beban di pundaknya. Penar’ memulakan tari apabila pemetik gambus telah menyanyikan lagu memberi makna bahawa budaya Melayu itu selalu saling berkerjasama bahu membahu. Begitu jugadengan setiap bunga atau ragam zapin membawa maknanya yang tersendiri.

  1. Langkah 1-8, bermakna hasil yang besar selalu dimulai dari awal yang kecil
  2. Ragam Alif, bermakna mengaji dalam Islam dimulai dengan awal huruf Alif
  3. Ragam Alif Sembah, memberi maksud segala yang dimulai  dari  awal yang baik hendaklah diiringi dengan restu dari Yang Maha Kuasa
  4. Ragam Titi Batang, memberi makna bahawa keteguhan hati dan keterampilan dalam menghadapi cabaran
  5. Ragam Pusing Tengah, adalah kepedulian terhadap lingkungannya
  6. Ragam Sut, bermakna sikap adil dan sabar
  7. Ragam Sut Depan, bermakna mendahulukan sikap adil dan sabar
  8. Ragam Sut Maju Mundur, memberi maksud bahawa dalam mendahulukan sikap adil dan sabar dengan keseimbangan
  9. Ragam Siku Keluang, adalah dinamis kehidupan
  10. Ragam Siku Keluang Sembah, memberi arti melaksanakan dinamis kehidupan di jalan Allah
  11. Ragam Menyambar, adalah ketangkasan dan kegagahan
  12. Ragam Mata Angin,  bermakna kehidupan mempunyai tujuan
  13. Ragam Pecah Lapan, berarti penguasaan ke delapan penjuru angin
  14. Ragam Pecah Lapan Sut, adalah penguasaan ke delapan penjuru angin yang diikuti dengan keadilan dan kesabaran
  15. Ragam Anak Ayam Fatah, adalah sifat tak kenal menyerah
  16. Ragam Minta Tahto, bermaksud sikap rendah diri dan saling menghargai
  17. Ragam Tahto adalah ketulusan hati dan berterima kasih

Busana Zapin Siak
Sebagaimana yang telah disebutkan terdahulu bahwa tari zapin Siak ditarikan hanya oleh lelaki saja maka sudah barang tentu pakaian mereka juga adalah pakaian lelaki berupa setelan Baju Melayu cekak musang atau Teluk Belanga dengan memakai kain samping serta kopiah atau peci di kepala. Pakaian tersebut disesuaikan dengan bentuk acara yang akan ditampilkan. Jika tari zapin tersebut akan ditampilkan di hadapan Sultan maka sudah barang tentu pakaiannya memakai kain tenun Siak. Kain tenun Siak merupakan kain songket bertabur benang emas yang merupakan industri rumah yang dikerjakan oleh wanita di Siak.

Jika tari Zapin Siak ditampilkan pada upacara perkawinan, sunat rasul atau penyambutan tetamu, penari kehendaki juga memakai songket tenun Siak. Sebaliknya, tari Zapin Siak ditampilkan sebagai hiburan biasa di lingkungan masyarakat umum, penari tidak perlu memakai kain tenun Siak. Mereka boleh memakai kain dari bah lain, misalnya kain pelikat.

Tari Zapin Siak Di Masa Kini
Sesuai dengan perkembangan zaman di mana secara perlahan tetapi pasti budaya masyarakat telah bergeser dan berkembang mengikut zamannya maka demikian pula pengaruhnya pada tari zapin di Siak masa kini. Pada pengembangan tari zapin Siak ini sudah mula ditata dengan menggunakan pola lantai yang disesuaikan untuk sesuatu pertunjukan. Jumlah penari sudah melebihi dua orang bahkan mencapai jumlah delapan orang penari. Perubahan ini mula dirasakan pada tahun 1960. Demikian pula sejak tahun 1965 para penari zapin tidak lagi dimonopoli oleh kaum lelaki sahaja tetapi mulai ditarikan oleh remaja puteri bahkan ditarikan bersama antara lelaki dan wanita secara berpasangan.

Tari zapin sudah berkembang ke kota-kota di luar Siak dan telah pula diajarkan kepada anak-anak sekolah dasar terutama di kota-kota besar Pekanbaru dan Bengkalis. Perkembangan tari zapin ini sangat terasa di kota besar terutama kota Pekanbaru yang sejak awal tahun 1980-an memperkembangkan tari zapin garapan baru yang merupakan suatu karya ciptaan seniman tari dengar menggunakan pola lantai dan hukum komposisi. Namun terlepas dari semua perkembangan atau pembaruan tari zapin Siak yang asli masih tetap dapat dipertahankan dari sampai sekarang dapat disaksikan baik di Siak Indrapura sebagai asal tari zapin Siak maupun di kota-kota lainnya.

Adalah sangat wajar diserukan agar pencinta, seniman dan pengkaji seni tari zapin mengali dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya Melayu ini untuk dijadikan sebagai perangkat modal yang membangun dan mengisi kemerdekaan negara kita masing-masing. Tegakkan serta angkatlah budaya Melayu yang luhur ini sehingga menjadi puncak kebudayaan bangsa yang dapat disumbangkan kepada negeri yang kita cintai. Kalau dilengahkan dan tidak ambil peduli bangsa juga yang akan rugi akhirnya. Atau katakanlah, kerugian nilai-nilai luhur Melayu boleh juga terjadi seandainya kesenian tradisi yang sudah lama bertahan diganti dengan nilai-nilai yang belum tentu sesuai dengan keperibadian dan harkat bangsa kita.

Tari Zapin
Tari zapin adalah tari rakyat daerah Riau. Kata zapin berasal dari arab, yang menurut Dr. Oemar Amin Hoesien dalam bukunya Kultur Islam “al-zapin” berarti “gerak kaki”. Jadi tarian zapin ialah tarian yang banyak mempunyai gerakan kaki. Zapin ini adalah salah satu kesenian yang dipengaruhi oleh kebudayaan Islami, dengan kata lain zapin adalah merupakan kesenian yang berasal dari arab. Umumnya zapin ini berkembang di daerah pesisir sesuai dengan mula perkembangan Islam. Kemudian baru berkembang ke pedalaman. Kendatipun demikian antara zapin pesisir berbeda dengan zapin pedalaman.

Pada zaman dahulu tari zapin hanya dilakukan oleh kaum pria, terdiri atas 2 orang baik yang dewasa maupun anak-anak, tetapi sekarang tari zapin sudah ditarikan oleh laki-laki dan wanita berpasang-pasangan. Tari zapin adalah tari rakyat yang biasa ditarikan pada waktu upacara: perkawinan, sunat rasul, penyambutan tamu, dll. biasanya tari ini ditarikan malam hari.

Jenis tari zapin. Zapin Lancang Kuning, Zapin Nasib Lancang Kuning, Zapin Tali, Zapin Tepurung, Zapin Nelayan, dll. Musik pengiring ialah: gambus, yang mempunyai tali 8 yang terbuat dari benang nylon. marwas, terbuat dari kayu yang diberi kulit timbal-balik pada uung pangkalnya, sampai lima buah. Lagu Pengiringnya antara lain, Nasib lancang kuning, Pulut hitam, Bismillah, Sanaah, Sayang  serawak, Tanjung Balai, Anak ayam patah, dll. Pakaian Tari wanita memakai Kebaya panjang, Kain tenunan siak, Hiasan kembang goyang, untuk sanggul, Gelang dan dukuh (rantai papan). Sedangkan untuk pria yaitu memakai baju teluk belanga, kain sarung tenun siak, dan tutup kepala.

Zapin adalah sebuah tarrian yang tidak mengungkapkan suatu cerita tertentu, tetapi merupakan teri hiburan saja. Secara garis besar dapat kita lihat gerak-gerak tari zapin sebagai berikut: Pertama, pada permulaan tari, penari maju ke muka dihadapan pemain musik penngiring. Kemudian duduk dengan kaki kiri disilangkan ke kanan belakang dan diduduki, sedangkan kaki kanan ditekuk tegak. Apabila musik dimainkan dan lagu dinyanyikan penari berdiri dan mulai menari dengan menbawakan ragam pendahuluan sebagai penghormatan terhadap para penonton. Kedua, dalam menari, kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi dan penggul tidak boleh digoyangkan. Ketiga, sedangkan pada akhir tarian, di tutup dengan ragam tahto.

Dari tata cara menari ini  dapat kita lihat bahwa tarian ini jelas menunjukan sopan santun dan rasa hormat terhadap orang lain. Ragam tari zapin dapat dilihat melalui gerak-gerik berikut ini, yaitu:

  1. Alip
  2. Anak ayam patah I dan II
  3. Alip sembah I dan II
  4. Bunga alip
  5. Bunga alip pusing I dan II
  6. Bugna taman
  7. Cotuk
  8. Geliat
  9. Mata angin
  10. Minta tahto
  11. Pecah lapan
  12. Pecah lapan pusing I dan II
  13. Pecah lapan sut
  14. Pusing tengah I dan II
  15. Pusing ujung pangkal I dan II
  16. Seribut
  17. Sembah
  18. Siku keluang, siku keluang duduk
  19. Silu keluang beranak
  20. Siku keluang sut
  21. Siku depan I dan II, II dan IV
  22. Sut gantung
  23. Sut manis
  24. Langkah biasa (langkah panjang sebagai penghubung ragam)

Dalam perkembangannya, kemudian lahirlah tari zapin kreasi yang banyak ditarikan di daerah Riau. Masing-masing daerah hanya mengambil gerak dasar zapin, kemudian dikembangkan menjadi tari kreasi baru, dengan garapan musik yang lebih berkembang. Lahirlah jenis tari zapan Ya Umar, Zapin Setatak, dan lain sebagainya.

Rujukan:

  1. UU Hamidy. 2002. Riau Doeloe-Kini Dan Bayangan Masa Depan. Pekanbaru: UIR Press
  2. Hasan Yunus dkk. 2002. Memetik Embun dan Sejumlah Lagu Riau. Pekanbaru: Dinas kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata
  3. Grolier Internasional. 2002. Indonesia Heritage, Seni Pertunjukan. Jakarta: Grolier Internasional
  4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bengkalis. 2003. Budaya Tradisional Bengkalis. Pekanbaru: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu Universitas Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *