Scroll ke bawah untuk melihat konten
Teknologi Tradisional

Lukah

×

Lukah

Sebarkan artikel ini
Lukah. (foto: budayamelayuriau.org)

LUKAH adalah alat penangkap ikan tradisional yang dibuat dari bilah-bilah buluh yang dijalin dengan rotan. Lukah biasanya dibuat pipih, persegi, ataupun bulat panjang dengan bagian ujung yang dibuat meruncing. Lukah di pasang pada anak-anak sungai, gentingan air, danau, tasik, dan sungai. Jika lukah di pasang pada air yang mengalir, mulut lukah menghadap ke hilir. Lukah kadang diberi umpan berupa ketapang (ampas kelapa) atuupun jering yang sudah membusuk.

Secara umum, struktur luka meliputi mulut, injap, badan, dan pintu. Mulut berfungsi sebagai tempat ikan masuk. Injap berfungsi sebagai pengunci atau jebakan sehingga ikan yang masuk tidak bisa keluar. Badan merupakan struktur utama lukah, dan pintu digunakan sebagai celah untuk mengambil ikan di dalam lukah.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Injap pada dasarnya struktur lukah yang dibuat terpisah kemudian dipasangkan pada badan lukah. Injab dibuat dari jalinan bilah buluh berbentuk bulat, pipih, ataupun persegi mengikuti bentuk badan lukah. Injab yang telah dijalin kemudian dipasang pada mulut lukah. Pangkah injab direkatkan di tepi mulut lukah dan ujungnya yang runcing dipasang menyerong ke dalam lukah. Ikan masuk dengan mudah ke dalam lukah, tetapi akan sulit untuk keluar. Jenis-jenis injap yang sering digunakan adalah injap bulat,  injap panjang, injap sebelah, dan injap poroan.

Jenis-jenis lukah yang umum dikenal oleh masyarakat Riau adalah:
Lukah batang yakni lukah berbentuk tabung dan merupakan jenis lukah yang paling besar. Lukah ini dipasang dengan cara dimasukkan ke dalam air menggunakan pemberat.
Lukah duduk yakni lukah yang dipasang dengan cara didudukkan. Jenis ini biasanya dipasang pada belat (semacam pagar) dan lukah diletakan di mulut belat.
Lukah guling, yakni lukah kecil berbentuk panjang yang dipasang pada anak-anak air atau sungai kecil.
Lukah genting yakni lukah berbentuk genting (seperti berleher). Lukah ini memiliki dua buah injab yaitu injap yang digunakan untuk ikan besar dan injap untuk ikan kecil.
Lukah lipat yakni lukah yang khusus untuk menangkap ikan limbat. Lukah ini dipasang dengan menggunakan umpan kelapa busuk atau sarang semut.
Lukah teraan atau lukah besar yang dipasang di sungai besar, dan biasanya juga digunakan untuk menangkap ikan-ikan besar seperti patin, tapah, belida, dan baung. Jenis lukah ini terbagi dua yaitu teraan tegak (dipasang berdiri) dan teraan guling (dipasang guling).

Baca Juga:  Teknologi Tradisional Tangguk

Penyebutan lukah sering digunakan dalam ungkapan, pantun, dan pepatah-petitih, misalnya:
Tingkalak menghadap mudik, lukah menghadap hilir, bermakna segala sesuatu menurut adatnya (kelazimannya)
Menyandang lukah tiga, bermakna melakukan pekerjaan yang sulit meskipun tidak berat
colo dari jauh bogolie colo dari dokek bak sumbek lukah (Dilihat dari jauh berkilat, dilihat dari dekat bak penyumbat lukah), bermakna bahwa perangai buruk seseorang akan terlihat setelah saling mengenal
monangguk di ayie koruh monahan lukah di non gontiang (Menangguk di air keruh, menahan lukah di tempat genting), bermakna orang yang cerdik dalam memanfaatkan kesempatan dan mencari keuntungan dalam kesulitan orang lain.
Sungkak-sungkiekbak monyandang lukah tigo (Sungkat sungkit bagai menyandang lukah tiga), bermakna menyebutkan orang yang merasa kepayahan karena memikul pekerjaan atau urusan yang terlalu banyak.

Lukah juga sering digunakan dalam berbagai kesenian semisal lukah gila, lukah mungilo, gila lukah, atau lukah menari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *