Scroll ke bawah untuk melihat konten
Adat & AdabLingkup Materi

Talang Mamak dan Sistem Perbatinan

×

Talang Mamak dan Sistem Perbatinan

Sebarkan artikel ini

Penghulu muda, adalah kepala kaum dari kampung yang menetap di suatu perkampungan, yang lama-lama kemudian jumlahnya bertambah besar. Dan orang-orang tua, adalah penasehat dan merupakan orang kepercayaan dari Batin yang dapat menentukan keputusan dari suatu sidang pengadilan.

Masyarakat Talang Mamak pernah tersusun masyarakat sebagai berikut:

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten
  1. Sultan Kerajaan Inderagiri, mengatur dan memelihara hukum dalam kerajaannya, sesuai dengan undang-undang yang telah dibuatnya.
  2. Patih, merupakan menteri khusus yang mengatur Suku Talang Mamak. Patih mengatur masyarakat Talang Mamak dengan ketentuan adatnya. Pihak kerajaan tidak mencam-puri kekuasaan patih itu. Tiap talang atau kesatuan masyarakat Talang Mamak dipimpin lagi oleh batin.
  3. Batin merupakan pelaksana pemerintahan adat dalam tiap talang atau negeri. Untuk melaksanakan adat, batin dibantu oleh monti, dubalang, dan penghulu.
    • Monti berfungsi mengatur dan menyelesaikan berbagai masalah adat dalam masyarakat serta memimpin upacara adat.
    • Dubalang membantu batin dalam menjalankan sanksi atau denda adat, bagaikan semacam kepolisian dan kebijaksanaan.
    • Pengulu merupakan jabatan adat yang terendah yang bersentuhan secara langsung dengan masyarakat. Penghulu menerima pengaduan dan menjalankan keputusan adat yang ditetapkan oleh batin dan monti.
  4. Dukun atau bomo yang khusus mengambil bagian dalam pengobatan dan beberapa upacara yang berhubungan dengan makhluk halus.
  5. Rakyat Talang Mamak yang terdiri dari petani, nelayan, berburu dan meramu (mengambil hasil hutan).
Baca Juga:  Komunitas Sakai: Sejarah dan Sistem Perbatinan

Perkampungan Talang Mamak mempunyai 7 talang. Pada mulanya, talang hanya terdiri dari 1 talang yaitu Talang Durian Cacar, kemudian menjadi 3 talang (balai) setelah 3 orang anak Datuk Perpatih menjadi patih. Talang setingkat dengan kampung (desa), sehingga tiap batin berperan sebagai kepala kampung (desa). Adapun tujuh talang tersebut adalah Talang Durian Cacar, Talang Perigi, Talang Sungai Parit, Talang Gedabu, Talang Sungai Limau, Talang Selantai, Talang Tujuh Buah, dan Tangga. Patih Talang Mamak hingga saat ini berjumlah 28 (?) patih,  Datuk Perpatih Nan Sebatang, Patih Bunga, Patih Cangkudin, Patih Tagih, Patih Muntah, Patih Tatap, Patih Said, Patih Gamuk, Patih Besar, Patih Singkat Langan, Patih Hitam, Patih Tinggi, Patih Nan Catu, Patih Kuning, Patih Man-gunang, Patih Aman, Patih Tinggi, Patih Mak Capa, PatihMak Nyusun, Patih Mak Mangumum, Patih Tanang, Patih Kacik, Patih Kelulit, Patih Intan, Patih Singkup, Patih Mak Ijin, Patih Muhammadiman dan Patih Sutan Pangeran.

Rujukan:
Tim Penyusun LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *