Scroll ke bawah untuk melihat konten
Lingkup MateriNilai & AzasPemimpin dalam Budaya MelayuUtama

Taat Setia Kepada Pemimpin

×

Taat Setia Kepada Pemimpin

Sebarkan artikel ini
Sultan Syarif Kasim II.

bertuah rumah ada tuanya, 
bertuah negeri ada pucuknya
elok kampung ada tuanya, 

Di dalam kehidupan orang Melayu, “orang yang dituakan” atau pemimpin amatlah penting. Karenanya, pemimpin wajib dihormati, ditaati, dan dipatuhi sepanjang ia menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar. Pemimpin yang dikemukakan oleh masyarakatnya disebut ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu. Orang inilah yang dijadikan ikutan, contoh, dan teladan yang lidahnya asin, pintanya kabul, yang dianggap mampu mendatangkan kedamaian, ketertiban, dan kesejahteraan bagi masyarakat. Karena pemimpin adalah orang pilihan, berwibawa, memiliki berbagai keutamaan dan kelebihan, sebagai contoh dan teladan, dan sebagainya, maka adat Melayu mewajibkan anggota masyarakatnya untuk mendukung dan membantunya sekuat daya masing-masing.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Pendurhakaan terhadap pemimpin sejati menjadi pantangan besar dan dianggap mencorengkan arang di kening keluarga dan masyarakat. Di dalam ungkapan adat dikatakan, “siapa durhaka kepada pemimpinnya, aibnya tidak terbada-bada” atau “siapa mendurhakai yang dirajakannya, di sanalah tempat ia binasa”. Acuan pantang mendurhaka ini ditujukan kepada pendurhakaan pemimpin yang terpuji, adil, dan benar, bukan terhadap pemimpin yang “menyalah”, zalim, dan sebagainya. Hal ini tercermin dalam ungkapan, “raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah”. Jadi, hanya pemimpin yang adil dan benar-benar sempurna wajib ditaati, sedangkan pemimpin yang zalim haruslah disanggah, dilawan, disingkirkan, atau setidak-tidaknya diberi peringatan dan teguran. Anjuran yang berkaitan dengan ketaatan terhadap pemimpin antara lain tertuang dalam butir-butir tunjuk ajar berikut:

Baca Juga:  Takwa Kepada Tuhan yang Maha Esa

adat rumah ada tuanya
adat kampung ada penghulunya

adat negeri ada rajanya
tua rumah membawa hikmah
tua penghulu menghapus malu
tua raja tegak daulatnya
tua disebut membawa tuah
tua tidak tersia-sia tua 
ada tunjuk ajarnya
tua umur tua pengalaman
tua tempat minta petuah 
tua teluk timbunan kapar
tua tanjung pumpunan angin
tua dituakan orang ramai
tua ditinggikan seranting
tua didahulukan selangkah
tua sama dijunjung tinggi 
tua adil dimuliakan   
tua lurus diteladani 
tua benar ditaati 

tua bijak diikuti 
tua arif disayangi 
tua berakal dihormati
tua yang patut dituakan 
tua yang layak dikemukakan
tua menjadi payung negeri
tua jauh mula tampak 
tua dekat mula bersua 
tua rimbun tempat berteduh 
tua kuat tempat berlindung 
tua besar tempat bernaung 
tua kokoh tempat bersandar 
tua wajib dihormati 
tua pantang didurhakai 
adat bertua jadi ikutan
tua menjadi tiang tuo 
tua menjadi tiang seri 
tua menjadi tunjuk langit 
tua menjadi pasak bumi 
tua pantang didurhakai 

Rujukan: Tim Penyusun LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *