Scroll ke bawah untuk melihat konten
Lingkup MateriPerubatan Tradisional

Perubatan Tradisional Orang Melayu

×

Perubatan Tradisional Orang Melayu

Sebarkan artikel ini

Orang Melayu memiliki sistem kesehatannya sendiri. Perobatan Melayu biasanya lebih kepada racikan dari ramuan tumbuhan obat, didoakan (mantra), dan ada pula yang berbentuk ritual. Orang yang memiliki keahlian sebagai pengobat tradisional disebut dukun, bomo, dan kemantan

Dalam praktiknya, tukang obat dibedakan di antaranya tabib (pengobat dengan menggunakan racikan dari tanaman obat), dukun bayi (bidan), dukun pijit, bomoh (dukun perantara roh), dukun jalak (mudin), dukun wiwit (pawang yang pakar dalam upacara menuai), dukun temanten (pawang yang arif dalam upacara berhubungan dengan perkawinan), dukun petungan (dukun yang mahir dalam hal ramalan melalui pengiraan angka), dukun sihir dan dukun susuk.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Obat dalam pemahaman orang Melayu yakni sebagai segala sesuatu yang dapat menawarkan penyakit  atau menyembuhkan berupa ramuan, tangkal, doa atau syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh dukunatau bomoh. Jika penyakit hilang dan orang tersebut sembuh maka disebutkan bahwa itulah obatnya. Bila si penderita tidak sembuh setelah diobati maka tiada obat baginya. Di kalangan masyarakat Melayu, obat biasanya merujuk pada bahan-bahan alami, tumbuh-tumbuhan liar (herbal) yang telah dikeringkan.

Berbagai jenis obat (obat-obatan) biasanya diramu dari tumbuhan yang ditanam di pekarangan rumah orang Melayu. Ada pula ramuan yang hanya diketahui oleh dukun saja. Biasanya, ramuan semacam ini ditentukan dukun dari analisisnya setelah melewati beberapa tahap pengobatan.

Baca Juga:  Jerangau

Dukun dapat berperan sebagai seorang pengobat, tukang tenung atau orang yang bertanggungjawab mengendalikan suatu upacara. Sungguhpun dukun dapat melakukan berbagai perkara yang mengherankan, dia lebih dikenal sebagai pengobat. Pengobatan yang dilakukan oleh dukun terbagi menjadi dua. Pertama, tingkat diagnosis, yaitu mengenali penyakit yang dihadapi. Kedua, untuk mencari penyembuhan dan pemulihan yang sesuai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *