4. Mempertahankan Martabat Wilayah
Bila kampung tidak memiliki hutan, maka dapat dikatakan bahwa kampung tersebut kehilangan muruah (marwah). Kepemimpinan Melayu wajib mempertahankan martabat wilayah, termasuk hutan, sungai atau laut, tanah, dan lain sebagainya. Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu dikatakan bahwa pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang mampu mempertahankan muruah negeri:
kalau hendak tahu pemimpin sejati
tengoklah ia memimpin negeri
C. Syarat Menjadi Pemimpin
Syarat menjadi pemimpin dalam budaya Melayu merujuk pada syarat menjadi pemimpin dalam Islam. Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu, memilih pemimpin mesti karena tabliq, fathanah, amanah, dan shidiq. Keempat syarat tersebut dituangkan dalam tunjuk ajar Melayu, sebagai berikut:
Kalau hendak memilih pemimpin:
Pilihlah karena budinya
Pilihlah karena lakunya
Pilihlah karena budi bahasanya
Pilihlah karena adilnya
Pilihlah karena benarnya
Pilihlah karena taat setianya
Pilihlah karena petuah amanahnya
Pilihlah karena tenggang rasanya
Pilihlah karena tegur sapanya
Pilihlah karena ikhlas hatinya
Pilihlah karena mulia ilmunya
Pilihlah karena tanggung jawabnya
Pilihlah karena iman takwanya
Pilihlah karena lapang dadanya
Pilihlah karena bijak akalnya
Pilihlah karena sifat tuanya
Pilih karena cergas rajinnya
1. Shidiq
Sifat shidiq tergambar dalam kepribadian seseorang yakni pada perilaku, perkataan, perbuatan, dan tindakannya dapat dipercaya. Sikap jujur dianggap sebagai suatu keberanian mengakui kebenaran apa adanya. Maka, seorang pemimpin Melayu diharuskan memiliki sifat shidiq agar suara kebaikan tetap lantang terdengar dalam hidup dan kehidupan orang Melayu secara menyeluruh.
Pada dasarnya kejujuran merupakan fondasi yang kokoh dan mendasari iman seseorang tetap terjaga. Jika dari hal yang kecil saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia pun akan takut berbuat curang. Ketakutan pada Allah sebagai dasar dan akan membuat seorang pemimpin menjadi berani melakukan sesuatu yang benar demi mendapatkan rida Allah. Dengan demikian kesejahteraan rakyat yang dipimpin akan terus meningkat. Dari keberanian itu pula akan menghasilkan kepempimpinan yang berwibawa, berintegritas, dan ditaati oleh orang yang dipimpinnya.
2. Amanah
Hakikat amanah yaitu menjaga dan menjalankan kewajibannya. Sifat amanah, taat, setia, teguh pendirian, dan terpercaya amat dihormati orang Melayu, orang tua-tua Melayu mengatakan, bahwa sifat amanah mencerminkan iman dan takwa, menunjukkan sikap terpercaya, menunjukkan tahu tanggungjawab, jujur dan setia. Oleh karenanya, setiap anggota masyarakat dituntut memiliki sifat-sifat tersebut, supaya hidupnya beroleh berkah dan sejahtera.
Dalam ungkapan dikatakan, orang amanah membawa tuah, orang amanah membawa marwah, dan orang amanah dikasihi Allah. Ungkapan lain menyebutkan, siapa hidup memegang amanah, dunia akhirat beroleh berkah, dan siapa hidup memegang amanah, kemana pergi tidakkan susah.
Sebaliknya, orang yang tidak amanah dianggap ingkar, tak dapat dipercaya, dan tidak bertanggung jawab. Orang ini tidak mendapat tempat yang layak dan dijauhi masyarakat. Dalam ungkapan dikatakan, siapa tidak memegang amanah, tanda dirinya tidak semenggah dan siapa hidup tidak amanah, hidup celaka mati menyalah.
Dalam tunjuk ajar Melayu, petuah tentang amanah amat banyak. Mengutamakan amanah dalam setiap soalan kehidupan adalah penanda kemelayuan. Melanggar amanah dianggap sebagai merusak kemelayuannya sendiri. Padanya dianggap sebagai seseorang yang tiada boleh dikatakan sebagai Melayu.