Scroll ke bawah untuk melihat konten
Alam & Kearifan EkologiEkonomi & Mata PencaharianLingkup MateriUtama

Maawuo Danau, Tradisi dalam Menjaga Kelestarian Alam

×

Maawuo Danau, Tradisi dalam Menjaga Kelestarian Alam

Sebarkan artikel ini

Maawuo Danau adalah tradisi menangkap ikan dengan cara masuk dan mengucau air danau beramai-ramai air. Tradisi ini berlangsung di sebuah danau di Kampung Aur Sati, Tambang, Kampar. Tradisi yang disebut juga dengan manggaru ikan ini diadakan sekali setahun. Menurut cerita lisan, danau ini sudah berusia sekitar dua ratusan tahun yang merupakan gentingan sungai kampar yang terputus sehingga menjadi sebuah danau. Di danau inilah masyarakat mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk melestarikan kebiasaan-kebiasaan itu maka para sesuku mengadakan suatu acara menangkap ikan secara bersama-sama yang dikenal dengan tradisi Maawuo Danau Bokuok.

Tradisi Maawuo Danau Bokuok telah sedia ada sejak lebih kurang seratus lima puluh tahun yang lalu. Pada awalnya ninik-mamak bersepakat untuk melarang mengambil ikan secara pribadi atau kelompok-kelompok kecil. Mereka mengirim surat kepada masyarakat dan menancapkan pucuk enau yang dibuat gobah-gobah (bendera) dan dipasang di muara Danau Bokuok.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Maawuo Danau Bokuok dilakukan dengan cara menjala ikan yang dihadiri oleh para ninik-mamak persukuan antara lain suku: Domo yang dipimpin oleh Datuk Godang, Melayu dipimpin oleh Datuk Besar, Sindo yang dipimpin oleh Datuk Paduko Sindo, Kampung Ajo dipimpin oleh Datuk Samo, Piliang dipimpin oleh Datuk Ajo Angso, Pitopang dipimpin Datuk Kumanjo, Chaniago dipimpin oleh Datuk Mulu, Bendang dipimpin oleh Datuk Jendo, dan Mandaling dipimpin oleh Datuk Mandaling.

Baca Juga:  Tahapan Berladang Tradisional Melayu Riau

Sebelum dimulai acara ini biasanya para kepala suku melakukan musyarwarah di balai adat yang ada dekat Danau Bokuok dan berpantun berisi nasihat dan agar tidak melakukan kesalahan dalam melaksanakan acara ini.
Acara Maawuo ikan dimulai dengan Pencak Silat dan Basiacuong atau berpantun oleh anak-kemenakan untuk menyambut para ninik-mamak dan tamu undangan. Kemudian ninik-mamak dan tamu undangan, belakangan pejabat pemerintah, turun ke danau untuk melakukan penangkapan ikan. ‘Campak pertama’ dilakukan oleh pejabat dan diikuti oleh Datuk Godang dari persukuan Pitopang dilanjutkan oleh delapan ninik-mamak lainnya. Setelah itu baru masyarakat umum.

Ikan yang didapat oleh masyarakat dalam acara Maawuo Danau adalah milik pribadi dan biasanya jika mendapatkan ikan banyak akan disalai agar tahan lama. Selain itu ikan salai dapat dijadikan sebagai buah tangan bagi masyarakat perantauan. Di luar waktu yang telah ditentukan penduduk tak dibenarkan menangkap ikan secara bebas seperti menangguk, memancing dan sebagainya. Jenis Ikan yang terbanyak di Danau Bokuok adalah ikan Motan dan ikan Lomak. Ikan Motan adalah ikan yang bersisik putih keperak-perakan, sedangkan ikan Lomak cukup besar dan rasanya enak. Sekali menggaru, danau tersebut menghasilkan sekitar 80 ton.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *