GENGGONG adalah alat musik petik seperti gitar tetapi tanpa senar. Pada zaman dulu alat musik ini merupakan alat untuk mengguna-gunai perempuan, seperti halnya mitos buluh perindu. Panjangnya lebih kurang 20 cm, pada bagian tepinya terdapat besi yang lebih kecil yang bisa dipetik. Fungsinya adalah untuk mengatur nada. Namun, untuk mengatur tinggi rendahnya nada digunakan mulut. Jadi alat ini diletakkan di depan mulut, besi yang bisa dipetik tadi diposisikan pas di depan mulut, sehingga nantinya akan menghasilkan nada yang indah. Bunyi dari genggong ini mirip dengan gitar, sepintas dengar atau lihat, orang akan menyangka bahwa bunyi itu berasal dari gitar. Permainan genggong ini biasanya disertai dengan nyanyian yang isinya berupa pantun. Penyanyinya biasanya laki-laki yang memakai pakaian wanita.
Genggong biasanya dimainkan pada acara pesta pernikahan. Hal yang menjadi daya tarik dari genggong ini selain dari bunyi genggong yang indah, juga dari pantun yang dibacakan. Para orang tua, anak-anak dan remaja sangat menggemari permainan musik ini. Pantun yang biasa digunakan adalah pantun muda-mudi, yang berisi kata-kata indah dengan balutan kasih dan sayang.
Permainan ini terkadang juga disandingkan dengan permainan musik yang lain, seperti salung, rabab. Sehingga nantinya akan terjadi berbalas pantun antara kedua musik yang berbeda. Sungguh perpaduan yang sangat indah.
Sebagian masyarakat yang lain mengatakan bahwa istilah genggong digunakan untuk jenis permainan yang menggunakan karet. Karet ini dibentangkan depan mulut dengan dua buah ibu jari. Sebagai sumber bunyi digunakan mulut, makin lebar kita membuka mulut, maka bunyi yang dihasilkan semakin kuat. Sedangkan untuk nadanya berasal dari petikan karet yang kita petik dengan menggunakan jari-jari tangan.
