Scroll ke bawah untuk melihat konten
Ekonomi & Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Tapak Lapan

×

Mata Pencaharian Tapak Lapan

Sebarkan artikel ini
Ladang. (foto: budayamelayriau.org)

c) Rimba kepungan sialang
Rimba kepungan sialang adalah rimba tempat tumbuh pohon sialang sebagai tempat lebah bersarang. Pohon-pohon yang berada di rimba kepungan sialang menjadi tempat bermain bagi lebah untuk mengumpulkan sari-sari bunga dalam proses pembentukan madu.

3. Tanah Peladangan
Tanah peladangan adalah tanah tempat berladang dan berkebun. Di tanah peladangan di tanam berbagai tanaman yang berkaitan dengan pencarian utama seperti padi dan karet. Tanah peladangan dibuka dari hutan cadangan dan menjadi milik pribadi yang bisa diwariskan kepada anak cucu. 

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

4. Kawasan Perairan
Kawasan perairan meliputi lautan, sungai, danau, dan bencah. Kawasan ini menjadi milik bersama yang berfungsi untuk menjalankan kegiatan ekonomi yang lestari dan berkelanjutan. Kawasan ini memiliki peran dan fungsi masing-masing di dalam pemanfaatannya.

D. Tradisi dalam Ekonomi Tapak Lapan
Masyarakat Melayu dalam setiap aktivitasnya tidak  terlepas dari beragam tradisi Tradisi tersebut berkaitan erat dalam upara pelestarian dari kegiatan tersebut. Di dalam ekonomi tapak lapan, beberapa tradisi yang dilaksanakan mendukung dari pelaksaan dari bidang-bidang ekonomi tersebut. Berikut berbagai traidisi yang berkaitan dengan pelaksanaan ekonomi tapak lapan.

1. Batobo
Batoto umumnya dilaksanakan saat berladang padi. Walaupun juga dilakukan saat berkebun dan mendirikan rumah. Batobo atau toboh bearti berkawan-kawan, berkelompok, atau bersama-sama dalam prinsip kebersamaan dan kekeluargaan dalam mengelola lahan pertanian. Umumnya pelaksanaan tobo dibagi dalam dua kelompok tobo yaitu tobo kaum perempuan yang disebut tobo induok-induok, dan tobo kaum laki-laki yang disebut tobo bujang. Setiap kelompok tobo dipimpin oleh seorang tuo tobo. Beranggotakan 20-40 orang yang disebut anak tobo. Semua anggota tobo akan mengerjakan lahan pertanian para anggota tobo secara bergiliran. 

Baca Juga:  Tahapan Berladang Tradisional Melayu Riau

2. Manumbai
Manumbai berkaitan dengan pemanfaatan hasil hutan. Tradisi ini adalah ritual mengambil madu lebah di batang sialang, yaitu tempat lebah membangun sarang. Batang sialang berasal dari beberap jenis kayu semisal rengas, cempedak air, sulur batang, dan keluang. 

Manumbai selalu dilaksanakan pada malam hari yang dilaksanakan oleh beberapa orang yang terdiri juragan tua (pemimpin kelompok), yang dibantu oleh tukang dendang empat orang, tukang sambut dua orang, pincuan satu orang, tukang remas kepala lambuk, dan juragan muda atau pembantu tiga orang. 

3. Menangkap Ikan Bersama
Tradisi menangkap ikan bersama-sama dilakukan dengan cara mengucau air sungai, rawang, atapun danau larangan secara bersama-sama. Air yang keruh menyebabkan ikan menjadi pusing sehingga mudah dicekau. Teknik ini tidak menyebabkan ikan mati sehingga kelestarian selalu terpelihara. Di beberapa daerah, tradisi ini dikenal dengan sebutan mararuah, merawang, dan maawuo. 

Prosesi pelaksanan dimulai dengan musyawarah di balai adat yang dihadiri oleh ninik mamak, orang patut, pejabat pemerintah, dan anggota masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan pencak silat, basiacuong, dan pepatah petitih yang berisi nasihat-nasihat dalam menangkap ikan secara bersama-sama tersebut   

Rujukan:
1. Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universtias Riau.
2. Taufik Ikram Jamil, dkk. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: LAMR
3. Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas X. Pekanbaru: Penerbit Narawita.
4. Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2021. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMP/MTs Kelas VII. Pekanbaru: Penerbit Narawita
5. UU. Hamidy. 2000. Masyarakat Adat Kuantan Singingi. Pekanbaru: Bumi Pustaka
6. UU. Hamidy. 1990. Masyarakat dan di Daerah Riau. Pekanbaru: Universitas Islam Riau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *