Scroll ke bawah untuk melihat konten
Evaluasi BMR SMP/MTs

Jawaban Esai BMR Kelas IX SMP/MTs Bab 10 Seni Bina Melayu Riau

×

Jawaban Esai BMR Kelas IX SMP/MTs Bab 10 Seni Bina Melayu Riau

Sebarkan artikel ini
Buku Muatan Lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau (BMR) K13 untuk Kelas IX SMP/MTs ditulis oleh Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, dan Syaiful Anuar. (foto: budayamelayuriau.org)

II Esai
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan ringkas!

1. Uraikan secara jelas ciri khas seni bina Melayu Riau!
Jawaban:
Ciri khas seni bina Melayu Riau adalah lantai yang ditinggikan dari tanah (panggung), tiang berfungsi sebagai struktur utama, dan atap berpuncak dengan bubung dipanjangkan. 

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

2. Apa pengaruh kedatangan Islam dan Eropa pada seni bina Melayu Riau?
Jawaban:
Kedatangan Islam sejak abad 7 atau 13 dan Eropa abad 17, menghasilkan variasi design dan filosofis yang lebih kompleks namun tetap tidak meninggalkan kekhasan tradisional. Budaya Islam menganjurkan pembangun rumah kepada islami  berlandaskan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.  Rumah yang semula hanya dianggap sebagai tempat berdiam kemudian dipenuhi hal-hal yang dianggap memiliki makna. Ornamen makhluk hidup diganti dengan hiasan bertema tumbuh-tumbuhan, atau hewan air seperti ikan dengan sisik melengkung memberi kesan tulisan Arab. Pembangunan fisik dan penyediaan ruang-ruang diutamakan yang mengingatkan kepada keagungan Tuhan.

3. Uraikan secara jelas 3 bentuk atap Melayu Riau!
Jawaban:
Terdapat tiga tipe bentuk dasar atap bangunan seni bina Melayu, yaitu atap lipat, atap lontik dan atap limas.

1. Atap Lipat
Rumah atap lipat dibagi dalam dua jenis yaitu lipat kajang dan lipat pandan. Rumah lipat kajang memiliki atap agak landai, sedangkan lipat pandan lebih curam. Rumah lipat kajang berkenaan dengan curah hujan rendah, sedangkan rumah lipat pandan dibangun di daerah curah hujan yang tinggi.

Baca Juga:  Jawaban Esai BMR Kelas X Bab 3 Adat dalam Upacara Daur Hidup

2. Atap Lentik
Penamaan rumah lontik mengikuti bentuk tulang bubungan atap yang melentik ke atas dan kaki dinding bangunan yang melentik seperti pencalang atau lancang, yaitu perahu layar tradisional Riau. Sehingga, rumah ini disebut juga rumah lancang atau rumah pencalang

3. Atap Limas
Penamaan rumah limas berdasarkan bentuk atap yang dibuat limas. Varian dari rumah limas adalah limas penuh atau limas bungkus dan limas perabung Melayu. Kedua rumah ini bercirikan adanya tambahan ruang selasar. Perbedaan terdapat pada bentuk atap yang digunakan. Limas penuh menggunakan bentuk atap limas, sedangkan limas perabung Melayu menggunakan atap belah bubung baik lipat pandan maupun lipat kajang.

4. Jelaskan sebaran rumah lontik di Riau!
Jawaban:
Atap lontik banyak terdapat di Kampar, Kuantan, Singingi dan Rokan. 

5. Uraikan secara jelas ruang-ruang yang terdapat pada rumah Melayu Riau!
Jawaban:
Secara umum, ruang pada rumah Melayu terdiri dari  empat bagian yaitu serambi (depan rumah), rumah induk (tengah rumah atau disebut juga pangkal rumah), ruang belakang (dapur) dan pelantar.

a) Serambi
Serambi disebut juga selasar atau beranda. Barada pada bagian depan rumah yang berfungsi untuk menyambut tamu atau keluarga jauh. Sebagian serambi dibangun memakai atap. Di istana, serambi berupa balai renda yang berfungsi tempat rakyat atau pegawai menghadap di raja.

Baca Juga:  Kunci Jawaban & Pembahasan BMR Bab 5 Kelas X

b) Rumah Induk
Rumah induk merujuk kepada ruang utama yang berada di tengah rumah sehingga disebut juga ruang tengah. Sebagian menyebut sebagai pangkal rumah karena berada dalam lingkup tiang tuo (tiang tua), yaitu tiang rumah yang paling awal dibangun. 

c) Ruang Belakang
Ruang belakang berada pada bagian belakang rumah. Berfungsi sebagai dapur dan tempat penyimpanan berbagai perlengkapan misalnya peralatan pertanian dan perikanan yang berada di atas salang, tikar, guci, dan peralatan mendoa berupa pirang dam kancah. Sebagian ruang belakang dibangun terpisah yang dihubungkan oleh pelantar atau selo misalnya pada rumah bumbung panjang gajah menyusu. Namun, sebagian lagi berdempetan tetapi dengan perabung yang terpisah misalnya para rumah bubung panjang bertingkap.

d) Pelantar
Pelantar berada pada bagian depan rumah sebelum memasuki serambi, tetapi ada juga diposisikan di tengah atau belakang rumah. Pelantar bagian depan dan tengah umumnya beratap tetapi tidak berdinding, dan pelantar bagian belakang tidak beratap dan tidak berdinding. Pelantar dilengkapi tangga untuk naik ke atas rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *