Scroll ke bawah untuk melihat konten
Adat & Adab

Berinai: Fungsi dan Tatacara Pelaksanaan

×

Berinai: Fungsi dan Tatacara Pelaksanaan

Sebarkan artikel ini
Berinai. Mak Andam memasangkan inai pada pengantin Melayu Riau. (foto: budayamelayuriau.org)

Berinai adalah upacara memberi tanda berupa inai pada pengantin yang lazim dalam adat perkawinan Melayu. Berinai biasanya diadakan tiga malam berturut-turut dan terbagi dalam tiga upacara yaitu berinai kecil, berinai colek, dan berinai besar. Ketiga upacara berinai dilaksanakan setelah waktu isya. Bahan-bahan yang disediakan ialah beras, bertih, beras kunyit, tepung tawar dan inai.

Inai adalahsejenis tumbuhan kecil yang daunnya digunakan sebagai bahan pewarna kuku atau jari pada upacara adat. Di tempat lain disebut dengan daun “pacar”.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk melihat konten

Istilah ‘inai’ dalam masyarakat dikenal dalam berbagai peribahasa, misalnya bagai inai dengan kuku sebutan untuk orang atau sesuatu yang sangat akrab (tidak pernah berpisah), inai tertepung kuku pun tanggal bermakna suatu pekerjaan yang sudah siap tetapi manfaatnya tidak diperoleh karena terjadi sesuatu hal.

Berinai pada intinya bertujuan menolak bala, melindungi pengantin dari kejahatan, seperti makhluk halus dan lain-lain, menaikkan seri cahaya serta wibawa pengantin. Upacara mengambil daun inai, dilakukan oleh Mak Andam, dengan memakai kain dukung atau gendong dan payung berwarna merah. Sebelum memetik daun inai, terlebih dahulu membacakan mantra, lalu memetik daun inai dan dimasukkan ke dalam kain dukung yang dibawa seperti menggendong bayi. Batu giling disiapkan dan dilingkari dengan kain panjang kemudian ditepungtawari. Daun-daun inai digiling lumat. Kain dukung yang digunakan untuk selimut calon pengantin perempuan ketika berinai.

Baca Juga:  Sasombahan Nasi, Adat Perkawinan Rantau Kuantan

Inai yang sudah digiling halus dan lumat pada kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki serta telapak tangan, kaki, dan tumit. Dikenal tiga jenis upacara berinai yaitu:
a.    berinai curi atau berinai kecil atau inai curi
b.    berinai tengah atau berinai sedang atau berinai colek
c.    berinai lebai atau berinai besar.

Namun secara umum, biasanya hanya memakai dua cara saja yaitu berinai curi dan berinai lebai atau besar.

Inai Curi
Disebut inai curi karena dilakukan secara sembunyi dan tidak melibatkan banyak orang. Berinai ini hanya diketahui beberapa keluarga terdekat dan dilakukan pada malam hari.

Proses inai curi dilakukan oleh Mak Andam dan Mak Inang serta seorang perempuan yang dituakan. Mereka membawa alat dan kelengkapan berinai ke rumah pengantin laki-laki. Di rumah tersebut sudah menunggu kaum kerabat menyambut kedatangan rombongan Mak Andam. Sebelum pemasangan inai, dilaksanakan tepung tawar.

Setelah upacara berinai dilaksanakan pada pengantin laki-laki, Mak Andam dan rombongan melanjutkan upacara berinai ke rumah pengantin perempuan. Di tempat ini, pelaksanaan berinai dilakukan di bilik pengantin atau balai puan.

Dalam pelaksanaan berinai, kuku yang akan diberi inai pada umumnya ditutup dengan dengan lilin lebah. Hal ini dimaksudkan agar kuku tidak merah. Namun sebagian tidak menggunakan lilin lebah yang disebut dengan inai langsung. Selain kuku, bagian lain yang diberi inai adalah telapak tangan yang dibuat bundar, telapak kaki yang dianggap sebagai sepatu pantopel serta tumit.

Baca Juga:  Adat dalam Upacara Daur Hidup

Sewaktu pulang, Mak Andam lazimnya mendapatkan tanda terima kasih dari pihak pengantin laki-laki berupa kain belikat dan kain putih sebagai lambang suci hati.

Inai Tengah
Penyebutan inai tengah karena pelaksanaannya di tengah-tengah antara berinai kecil dengan berinai lebai. Berinai ini kadang disebut juga dengan berinai colek. Dilakukan pada malam berinai pertama dan hanya untuk pengantin perempuan saja. Tidak ada tamu yang diundang, hanya kaum keluarga dan para sahabat keluarga saja yang meraikan majelis tersebut.

Pelaksanaannya sama dengan inai curi, tetapi tepuk tepung tawar dilaksanakan di atas pelaminan yaitu di peterakna sehingga disebut juga berinai di balai puan.

Berinai Besar
Berinai besar merupakan majelis utama dalam upa­cara berinai. Berinai besar kadang disebut juga dengan berinai lebai. Majelis ini diadakan pada malam ketiga setelah upacara akad nikah.

Pengantin laki-laki dipasangkan pakaian yang patut-patut serta layak, lalu dibawa ke rumah pengantin perempuan. Sesampai di rumah pengantin tersebut didudukkan di gerai besar dan ditepungtawari, kemudian dilakukan penginaian. Pemasangan inai dengan semprot inai, dengan dibuatkan ornamen, seperti siku keluang, bintang-bintang atau bintang bertabur.

Inai kemudian dibersihkan dengan limau kuku hingga kuku berkilat. Terakhir, pengantin laki-laki di bawa ke balai puan, sedangkan pengantin perempuan dibawa ke balai besar, lalu ditepungtawari dan diinai sebagaimana dilakukan pada pengantin laki-laki. Selesai semuanya dilakukan pembacaan doa selamat dan disajikan hidangan serta pengantin laki-laki dibawa kembali ke rumahnya.

Baca Juga:  Prosesi Pelaksanaan Tepuk Tepung Tawar

Rujukan:
Dewan Bahasa dan Pustaka. 1999. Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu, edisi kedua cetakan pertama. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka
Rahman, Elmustian dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Pusat Penelitian Universitas Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *